Putin Ancam Aksi Militer Jika NATO Tolak Tuntutan Rusia

Putin Ancam Aksi Militer Jika NATO Tolak Tuntutan Rusia

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Presiden Vladimir Putin mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk respons militer, jika NATO menolak serangkaian tuntutan Rusia .

Beberapa tuntutan itu antara lain NATO harus memberikan jaminan yang mengikat secara hukum untuk membatasi pengerahan militer di Eropa Timur dan melarang Ukraina masuk menjadi anggota aliansi.

Dua poin itu hanya sebagian dari sembilan tuntutan Putin yang tertuang dalam rancangan perjanjian keamanan Eropa yang diajukan Rusia ke NATO awal bulan ini.

Putin, yang berbicara di stasiun televisi pemerintah Rusia pada hari Minggu (26/12/2021), menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan rudal yang dikerahkan di Ukraina jika negara pecahan Uni Soviet itu bergabung dengan NATO.

"Kami tidak punya tempat untuk mundur," kata Putin. "Mereka telah mendorong kami ke garis yang tidak dapat kami lewati. Mereka telah membawanya ke titik di mana kami hanya harus memberi tahu mereka: 'Berhenti!'," katanya ketika ditanya tentang sifat persis dari respons yang akan diambil Moskow jika NATO mengabaikan tuntutan Rusia.

"Akan tergantung pada proposal apa yang diajukan pakar militer kita kepada saya," lanjut Putin, seperti dikutip The Week, Senin (27/12/2021).

NATO sejak awal mengisyaratkan tidak mungkin menyetujui tuntutan Putin. Isyarat itu disampaikan pimpinan NATO, Amerika Serikat (AS).

"Negara-negara anggota NATO memutuskan siapa yang menjadi anggota NATO, bukan Rusia," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan, yang dikutip The Washington Post.

Presiden AS Joe Biden bahkan mengancam akan meningkatkan sanksi jika Rusia nekat menginvasi Ukraina.

Militer Rusia pada Sabtu mengumumkan lebih dari 10.000 tentara Rusia telah ditarik ke pangkalan mereka setelah sebulan melakukan latihan tempur di dekat perbatasan Ukraina.

Terlepas dari penarikan pasukan itu, Rusia masih memiliki puluhan ribu tentara yang ditempatkan di perbatasan Ukraina, dan analis intelijen terus memperingatkan bahwa invasi bisa saja terjadi.

Menurut BBC, media pemerintah Rusia sering menyebut Ukraina sebagai "koloni Barat" dan mencoreng Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tanpa bukti, sebagai pecandu narkoba.

Lebih dari 14.000 orang telah tewas dalam pertempuran antara militer Ukraina dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur sejak 2014.[sindonews]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita