GELORA.CO - Temuan Survei Indikator Politik Indonesia menyatakan bahwa kepercayaan publik terhadap Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengalami peningkatan menjadi 80,2 persen. Temuan ini pun disebut jadi yang tertinggi sejak 8 tahun terakhir, tahun 2014.
Atas capaian Koprs Bhayangkara itu, Anggota Dewan Pembina Pusat Kajian Politik dan Keamanan Indonesia (Puspolkam) Sahat Martin Philip Sinurat memberikan apreasiasi.
Ia berpendapat, capaian itu sebagai hasil institusi Polri tidak anti kritik dan responsif terhadap masukan yang disampaikan masyarakat.
Ia menilai, Kapolri Jenderal Listyo Sigit konsisten melakukan pembenahan dan gebrakan.
"Polri semakin humanis dan responsif terhadap kritik dan masukan masyarakat, bahkan tidak segan-segan untuk mencopot oknum polisi yang melakukan pelanggaran," kata Sahat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/12).
Sahat pun menyebutkan beberapa program yang meningkatkan kepercayaan masyarakat, diantaranya: Instruksi Kapolri tentang "Mitigasi dan Pencegahan Kasus Kekerasan Berlebihan", Lomba Mural Polri dan Lomba Orasi Unjuk Rasa.
"Berbagai kebijakan ini menunjukkan bukti keseriusan Kapolri pada slogan presisi yang diusung Polri saat ini yakni prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan," kata Sahat.
Sahat menjelaskan, kebijakan yang humanis dan responsif ini tidak hanya dilakukan oleh Kapolri, tapi juga pimpinan kepolisian lainnya, termasuk juga institusi kepolisian di daerah-daerah.
"Kapolda di berbagai daerah menegaskan kesiapan menjalankan instruksi Kapolri untuk menindak tegas anggota Korps Bhayangkara yang melanggar kode etik. ," lanjutnya.
Puspolkam menilai, tindakan cepat pimpinan Polri memeriksa oknum-oknum Polri yang melakukan tindakan pelanggaran merupakan langkah yang tepat. Dengan langkah itu, masyarakat dapat tenang dan tidak terprovokasi dengan narasi negatif yang dibuat orang yang tidak bertanggung jawab.
Sebagai contoh baru-baru ini, lanjut Sahat, adalah tindakan tegas Kapolda Lampung Irjen Hendro Sugiatno yang mengganti Kasat Reskrim Polres Waykanan karena melakukan pungli.
Selain itu, Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak yang menindak tegas beberapa oknum polisi dan mengucapkan permintaan maaf di depan tokoh-tokoh agama karena masih ada anggotanya yang melakukan pelanggaran.
"Semoga institusi Polri dapat meningkatkan tren positif ini dan terus menjaga kepercayaan publik yang semakin tinggi," pungkas Sahat. (rmol)