GELORA.CO - Dalam pidato akhir tahunnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengingatkan agar pemerintah tak bermain api disaat status masih dinyatakan sebagai pandemi Covid-19.
Mulanya, Syaikhu mengingatkan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus 2021 yang lalu bahwa krisis sesi dan pandemi itu seperti api. Api bisa dihindari tapi sekaligus bisa menerangi. Menyakitkan tetapi juga menguatkan.
"Kami setuju dengan ungkapan Bapak Presiden RI tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa harus ekstra hati-hati dan mawas diri. Kita semua harus ingat sebuah peribahasa, 'Jangan pernah bermain-main dengan api nanti kamu akan terbakar. Dan jangan sekali-kali membiarkan api membakar, jika kamu tidak mampu memadamkannya.'," kata Syaikhu dalam pidatonya yang ditayangkan melalui channel YouTube PKS, Kamis malam (30/12).
Bangsa Indonesia pernah merasakan pahit dan sakitnya akibat krisis pandemi. Di bulan Juli-Augustus 2021, gelombang kedua pandemi akibat varian Delta mengerek kasus Pandemi Covid-19 naik secara signifikan. Kasus kematian harian Indonesia bahkan sempat menduduki posisi puncak tertinggi di dunia. Sebuah tragedi kemanusiaan yang memilukan.
“Sistem kesehatan kita pun lumpuh, banyak pasien tak tertangani sehingga banyak korban meninggal ditemukan di rumah-rumah mereka karena rumah sakit sudah tidak mampu menanganinya. Kisah pilu itu jangan sampai terulang kembali. Pemerintah harus menjadikan itu catatan penting sebagai antisipasi gelombang berikutnya di masa mendatang,” tandas Syaikhu.
Namun disisi lain, kata Syaikhu, Indonesia patut bersyukur bahwa saat ini kasus Covid-19 telah menurun dan dapat dikendalikan. Indonesia, lanjutnya telah melewati fase kritikal gelombang kedua Covid-19.
“Namun demikian, kita semua patut waspada dan ekstra hati-hati. Kita tidak boleh lengah sedikitpun dengan keberhasilan sementara ini. Bukankah ledakan kasus seringkali terjadi ketika kita justru lengah dengan semakin menurunnya kasus?” ujarnya mengingatkan. (rmol)