GELORA.CO - Pandemi Covid-19 tak akan hilang sampai tahun 2024, menurut prediksi Pfizer pada Jumat (17/12). Vaksin versi dosis rendah untuk anak 2-4 tahun pun menghasilkan respons kekebalan yang lebih lemah dari yang diperkirakan. Akibatnya, otorisasi berpotensi mengalami penundaan.
Dilansir dari Reuters, diperkirakan sejumlah daerah akan terus mengalami kenaikan kasus Covid-19 selama 1-2 tahun ke depan. Sementara itu, negara lainnya akan beralih ke 'endemik' dengan beban kasus yang rendah dan dapat dikendalikan selama periode waktu yang sama.
Pada tahun 2024, penyakit ini akan menjadi endemik di seluruh dunia.
"Kapan dan bagaimana tepatnya ini terjadi akan tergantung pada evolusi penyakit, seberapa efektif masyarakat mengerahkan vaksin dan perawatan, serta disribusi yang adil ke tempat dengan tingkat vaksinasi yang rendah. Munculnya varian baru juga dapat berdampak pada bagaimana pandemi terus berlanjut," terang Mikael Dolsten, kepala staf sains Pfizer.
Pfizer mengaku sedang menguji vaksin 3 dosis untuk semua kelompok usia di bawah 16 tahun, termasuk anak usia 2-4 tahun. Data dari kelompok usia ini sebelumnya diharapkan bisa didapat tahun ini. Namun, ternyata terjadi penundaan yang sontak mengubah rencana untuk mengajukan otorisasi penggunaan darurat pada kuartal kedua tahun 2022.
"Data menggambarkan dampak booster dan vaksin kami bekerja paling efektif dengan 3 dosis utama," kata kepala petugas ilmiah Mikael Dolsten.
Pfizer mengembangkan vaksin Covid-19 bersama BioNTech Jerman. Perusahaan ini telah mengembangkan versi vaksin mereka yang dirancang untuk memerangi varian Omicron yang menyebar cepat. Meski begitu, mereka belum memastikan apakah itu akan dibutuhkan. Mereka ingin memulai uji klinis untuk vaksin terbaru ini pada bulan Januari, menurut eksekutif Pfizer.
Perusahaan itu saat ini berharap vaksin menghasilkan pendapatan sebesar USD 31 miliar (Rp445 triliun) tahun depan. Jika diperlukan, suntikan khusus Omicron dapat meningkatkan penjualan pada tahun 2022.
Pfizer dan BioNTech menguji dosis 3 mikrogram vaksinnya pada anak usia 2-5 tahun. Sebelumnya, mereka menggunakan dosis 10 mikrogram pada anak usia 5-11 tahun dan dosis 30 mikrogram pada semua orang di atas 12 tahun.
Pada anak usia 6-24 bulan, vaksin versi dosis rendah menghasilkan respons imun yang konsisten dengan penerima vaksin anak yang lebih tua, menurut pernyataan perusahaan itu.
Jika penelitian 3 dosis selesai, Pfizer dan BioNTech berharap dapat mengirimkan datanya kepada regulator untuk mendukung Otorisasi Penggunaan Darurat bagi anak usia 6 bulan-5 tahun pada paruh pertama tahun 2022.[akurat]