GELORA.CO - Sebanyak 11 warga negara Indonesia (WNI) ditemukan tewas di Tanjung Balau, Johor, Malaysia, kemarin (15/12). Mereka berusaha masuk ke negeri jiran tersebut secara ilegal dengan menggunakan perahu. Nahas, cuaca buruk membuat perahu tersebut terbalik.
Wakil Direktur Operasional Maritim Johor Kapten Simon Templer Lo Ak Tusa mengungkapkan bahwa perahu nahas itu diyakini melakukan perjalanan dari Lombok, Indonesia, dan terbalik setelah diterpa gelombang besar. “Semua imigran di dalamnya adalah orang Indonesia,” terangnya.
Konsulat Indonesia di Johor menyatakan bahwa perwakilan mereka sudah ada di lokasi untuk membantu mengidentifikasi para korban dan membantu mengurus jenazah. Dilansir Agence France-Presse, ada 50 orang di dalam perahu tersebut.
Insiden memilukan itu terjadi sekitar pukul 04.30 waktu setempat. Korban meninggal ditemukan terdampar di pantai. Masing-masing terdiri dari 7 laki-laki dan 4 perempuan. Sebanyak 14 orang lainnya ditemukan dalam kondisi hidup dan ditahan penjaga pantai. Mereka dibawa ke Tanjung Sepang.
Sedangkan 25 orang lainnya hilang. Mereka diyakini tengah bersembunyi atau tenggelam. Otoritas Malaysia mengerahkan perahu dan drone untuk mencari mereka. Proses pencarian dan penyelamatan diperkirakan berlangsung selama 10 hari ke depan bergantung dengan situasi di lapangan. Polisi juga akan menyelidiki sindikat yang menjadi dalang di balik penyelundupan para imigran ilegal tersebut.
’’Kami sangat menyayangkan tragedi mematikan ini. Kami mendesak agar para imigran tidak masuk Malaysia secara ilegal,’’ Kepala Penjaga Pantai Laksamana Mohamad Zubil Mat Som.
Perahu yang dipakai para imigran tersebut ditemukan terbalik dan diterpa ombak sekitar 20 meter dari bibir pantai. Warga Indonesia kerap mencari kerja dengan masuk ke Malaysia secara ilegal. Mayoritas menggunakan perahu di malam hari dan tiba pagi buta untuk menghindari patroli.
Perahu biasanya berhenti sebelum mencapai pantai dan orang di dalamnya disuruh untuk berenang. Insiden semacam ini kerap terjadi. Malaysia merupakan tempat terbesar imigran tanpa dokumen dari Indonesia.
Berdasarkan paparan Anis Hidayah dari Migrant CARE, setiap tahun ada 100 ribu- 200 ribu orang Indonesia yang masuk Malaysia secara ilegal. Mayoritas direkrut oleh kelompok perdagangan manusia.
Sebagian besar para imigran ilegal itu bekerja di pasar, perkebunan serta area konstruksi. Banyak di antaranya yang berhasil menghindari razia selama bertahun-tahun. Kedutaan Besar di Malaysia menjadi salah satu yang tersibuk di dunia di antara kedutaan lainnya yang dimiliki Indonesia. Salah satunya karena tingginya angka imigran ilegal tersebut.
Berbagai program pemulangan kembali yang digagas pemerintah Malaysia maupun Indonesia tidak mampu membuat mayoritas imigran ilegal tersebut pulang. Sebagian memang pulang, tapi kembali lagi dengan membawa keluarganya. Pendapatan di Malaysia yang jauh lebih tinggi jadi alasan para imigran ilegal tersebut untuk mengadu nyawa di tengah lautan demi mengubah nasib.[jawapos]