GELORA.CO - Badan Urusan Pengungsi PBB atau UN Refugee Agency (UNHCR), meminta pemerintah Indonesia untuk mengizinkan kapal-kapal pengungsi Rohingya untuk berlabuh di perairan Bireuen, Aceh. Apalagi, mayoritas penumpang kapal merupakan wanita dan anak-anak.
"UNHCR sangat mengkhawatirkan keselamatan dan nyawa para pengungsi yang berada di kapal. Untuk mencegah hilangnya nyawa, UNHCR mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengizinkan kapal tersebut menepi dengan selamat," demikian pernyataan tertulis UNHCR Indonesia, Rabu (29/12/2021).
Menurut UNHCR, laporan dan foto yang mereka terima dari nelayan setempat menunjukkan mayoritas penumpang kapal tersebut adalah wanita dan anak-anak. Kondisi kapal juga sangat pada sehingga tidak aman untuk melakukan pelayaran.
Bagi UNHCR, Indonesia merupakan negara teladan di kawasan, karena telah selama bertahun-tahun memberi perlindungan terhadap para pengungsi. Pada 2018, 2020, dan Juni 2021, pemerintah Indonesia telah memberi tempat di perairan Aceh Timur yang menyelamatkan para pengungsi Rohingya.
“UNHCR berharap untuk melihat semangat kemanusiaan yang sama lagi hari ini di Aceh. Kelompok Rohingya telah melarikan diri dari kekerasan, penganiayaan, dan melakukan perpindahan yang terpaksa selama puluhan tahun. Bagi mereka yang mencari perlindungan internasional, izin berlabuh dengan aman dan akses untuk prosedur suaka serta kemanusiaan harus diberikan,” tulis UNHCR.
Selain kondisi kapal yang tidak dapat berlayar dan padat penumpang, UNHCR juga menyebut laporan dari nelayan setempat bahwa kapal mengalami kebocoran dan kerusakan mesin sehingga terombang-ambing di laut terbuka di tengah cuaca buruk dan dapat berisiko tenggelam.
Staf UNHCR telah berada di lapangan dan menjalin koordinasi dengan pemerintah setempat dan mitra kerja kemanusiaan lainnya.
“Kami siap membantu pemerintah serta masyarakat setempat dalam memberikan bantuan darurat penyelamatan jiwa bagi kelompok tersebut,” kata pihak UNHCR. [indozone]