Pegang Janji Gus Yahya Tak Ada Capres/Cawapres NU dari PBNU di 2024, Anas Thahir: Beliau Akan Dikenang Pemimpin Taat

Pegang Janji Gus Yahya Tak Ada Capres/Cawapres NU dari PBNU di 2024, Anas Thahir: Beliau Akan Dikenang Pemimpin Taat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 yang diupayakan berjalan kembali usai penyelenggaraan Muktamar NU tahun 1984 di Situbondo, berpotensi direalisasi oleh KH Yahya Cholil Staquf yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pengganti KH Said Aqil Siroj.

Pasalnya, mantan Wakil Sekretaris Jendral PBNU periode 2005-2010, Anas Thahir melihat, usai Muktamar NU di Situbondo tahun 1984, NU tidak pernah benar-benar bisa steril dari wilayah kerja-kerja politik, termasuk politik kekuasaan dan terlibat dukung-mendukung pada setiap event pemilu.



"Terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-34 di Lampung telah memberikan harapan baru bagi kembalinya NU pada garis khittah 1926 secara tegas dan konsekuen," ujar Anas dalam keterangannya pada Senin (27/12).

Anas mengaku mendengar sendiri komitmen yang dilontarkan oleh Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf, terkait dengan arah PBNU selama lima tahun mendatang usai dirinya dipilih dalam Muktamar ke-3 di Lampung, pada 24 Desember kemarin.

"Beberapa hari sebelum Muktamar, Gus Yahya telah berjanji tidak akan ada Capres atau Cawapres dari PBNU pada pemilu 2024," ungkapnya.

Jika Janji ini bisa diwujudkan, Sekretaris Majwlis Pertimbangan DPP PPP ini meyakini Gus Yahya bisa fokus menjalankan program-program keummatan melalui dua agenda besar. Yaitu, membangun kemandirian warga dan meningkatkan peran NU dalam perdamaian dunia.

"Maka Gus Yahya akan dikenang dalam sejarah sebagai Ketua Umum PBNU yang sangat berprestasi dan taat khittah," demikian Anas.(RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita