GELORA.CO - Pembatalan rencana Indonesia untuk membeli jet tempur asal Moskow dan menggantinya dengan pesawat tempur dari AS dan Prancis ikut menjadi perhatian media Rusia. Russian Today memuat laporan saat Marsekal Udara Fadjar Prasetyo membuat pernyataan kepada wartawan pada Rabu (23/12) bahwa Indonesia batal membeli Sukhoi Su-35 buatan Rusia.
“Mengenai Sukhoi Su-35, dengan berat hati, ya, kami membatalkan rencana itu. Kita tidak bisa terus membicarakannya,” kata Fadjar Prasetyo kepada wartawan, seperti dikutip dari RT, Kamis (24/12).
Marsekal Fadjar mengatakan keputusan tersebut dibuat karena proses akuisisi yang “berlarut-larut”, dan kekhawatiran bahwa Indonesia akan terkena sanksi AS karena membeli senjata dari Moskow.
Kesepakatan 1,1 miliar dolar AS untuk mengganti pesawat F-5 Tiger yang usang dengan jet tempur Rusia ditandatangani pada 2018, tetapi implementasi kontrak terhenti.
Sebagai gantinya, Fadjar mengatakan Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan pembelian F-15EX Eagle II dan pesawat tempur Dassault Rafale Prancis.
“Tim F-15 EX datang ke saya dan mereka memberi tahu kami jika kami menandatangani kesepakatan hari ini, kami akan menerima unit pertama sekitar 2027,” kata Fadjar.
Di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi 2017 (CAATSA), Washington dapat menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang membeli senjata dari Rusia.
Pada bulan Oktober, beberapa senator AS mendesak Gedung Putih untuk mengesampingkan kemungkinan sanksi CAATSA terhadap India, yang memungkinkan New Delhi untuk membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia.
Namun, hingga saat ini keputusan pelepasan tersebut belum secara resmi dibuat. [rmol]