GELORA.CO - Massa buruh yang terafiliasi dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggeruduk Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menagih janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menaikkan upah minimum provinsi (UMP).
Pantauan detikcom di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (8/12/2021), massa buruh dari berbagai aliansi datang secara bergantian sejak pukul 10.40 WIB. Salah satu aliansi yang menggeruduk Balai Kota adalah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) DKI Jakarta sambil membawa sejumlah atribut.
Mereka menyambangi Balai Kota dan berorasi beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan lokasi. Setelah mereka pergi, massa selanjutnya datang dari Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak, Gas Bumi dan Umum (FSP KEP) DKI Jakarta. Mereka berorasi sambil mengkritik Anies yang tak berani menaikkan UMP DKI.
"Hari ini kita kemari, kembali ketemu dengan gedung yang mulia ini, yang di situ ada Pak Anies Baswedan. Mana janjinya tempo hari saya katakan gubernur bencong! Saya nyatakan iya! Karena apa? Apa? Apa Kawan? Tidak berani menaikkan UMP DKI," ujar seorang orator di lokasi.
"Tiap hari kawan-kawan berantem dengan istrinya, betul? Karena kenaikan upah tak seusai prediksi! Kami menantang Gubernur Pak Anies, jangan hanya menge-prank, tapi buktikan secara inkonstitusional PP 36 tidak berlaku," sambungnya.
Saat ini, satu per satu aliansi buruh pergi meninggalkan Balai Kota. Sebelum pergi, mereka sempat meneriakkan akan kembali menggeruduk Balai Kota DKI.
Anies Lesehan Bareng Buruh
Massa buruh pada akhir bulan lalu juga berdemo di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pukul 10.50 WIB, Senin (29/11). Mereka menuntut surat keputusan upah minimum provinsi 2022 dicabut.
Massa buruh meminta Anies mengambil sikap membatalkan penetapan UMP 2022. Buruh berharap Anies tak jadi gubernur penakut.
"Saya mengatakan, Pak Anies Baswedan, jangan menjadi gubernur yang bencong, jangan jadi gubernur yang takut, karena hari ini jelas-jelas itu putusan MK, Gubernur DKI harus berani melawan itu, Gubernur Jabar belum menetapkan upah, kenapa berani-beraninya menetapkan UMP DKI Jakarta," kata perwakilan KSPI Jakarta, Sony Hinasa, di Balai Kota Jakarta, Senin (29/11).
Anies dalam demo buruh itu keluar menemui massa. Anies bahkan duduk bersila di jalanan di tengah massa.
"Kita mengatakan formula ini tidak cocok untuk diterapkan di Jakarta. Formula ini kalau diterapkan di Jakarta tidak sesuai. Kami pun berpandangan ini angka yang terlalu kecil untuk buruh di Jakarta," ujar Anies.
Partai Gerindra DKI Jakarta menilai ucapan buruh menggunakan diksi 'bencong' tak disengaja. Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif menilai massa buruh hanya keceploson.
"Saya sangat memaklumi, dan Pak Anies juga saya pastikan akan memaafkan. Semangat pernyataan itu adalah mendorong Pak Anies dapat memberikan solusi, semoga ada win-win solution, antara buruh, Pemprov, dan kalangan pengusaha," imbuhnya. [detik]