GELORA.CO - Rusia dan Palestina bersepakat terus melanjutkan kontak untuk mengatasi sejumlah masalah yang menjadi kepentingan bersama kedua pemerintah.
Hal itu terungkap dalam diskusi terbaru yang terjadi antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (30/12) waktu setempat.
Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan, kedua pemimpin ikut membahas mengenai perkembangan terbaru dalam perjuangan Palestina.
"Percakapan telepon antara kedua pemimpin berfokus pada perkembangan terbaru dalam perjuangan Palestina serta cara-cara untuk memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara sahabat dan masyarakat," lapor WAFA, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (31/12).
Kepada Putin Abbas kembali menegaskan mengenai perlunya jalur politik untuk menyelesaikan masalah Palestina yang berdasarkan pada resolusi legitimasi internasional. Ia juga menekankan perlunya mengadakan pertemuan Komite Kuartet Internasional di tingkat menteri.
Komite Kuartet Internasional untuk Proses Perdamaian Timur Tengah dibentuk pada tahun 2002 dan mencakup Rusia, AS, Uni Eropa, dan PBB.
Abbas juga menekankan pentingnya menghentikan praktik pemukiman (ekspansi) sepihak Israel, penyitaan tanah, menghancurkan rumah, mendeportasi warga Palestina dari Yerusalem, menyalahgunakan tahanan, menahan mayat para martir, dan menghentikan terorisme pemukim (Israel).
"Kelanjutan tindakan Israel ini akan menyebabkan situasi meledak," kata Abbas.
"Tidak adanya jalur politik untuk perjuangan Palestina dan penolakan Israel terhadap solusi dua negara di samping tercekiknya ekonomi Palestina tidak akan dibiarkan begitu saja," ujarnya.
Pembicaraan damai antara Palestina dan Israel telah terhenti sejak April 2014, menyusul penolakan Tel Aviv untuk menghentikan pembangunan pemukiman, membebaskan tahanan Palestina, dan menghindari solusi dua negara. [rmol]