GELORA.CO - Setelah Jenderal Dudung Abdurrachman dilantik sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) posisi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkotsrad) hingga saat ini kosong.
Padahal setelah dilantik Panglima TNI, Andika Perkasa langsung melakukan mutasi. Setidaknya ada 23 perwira tinggi TNI yang dimutasi. Namun demikian, Pangkostrad masih belum diisi.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi melihat belum ditunjuknya Pangkostrad sepeninggal Dudung dipengaruhi oleh belum tuntasnya proses politik di internal TNI.
Kata Fahmi, secara teknis bisa saja belum ditunjuknya Pangkostrad karena proses pengusulan oleh Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) ke Presiden belum selesai dilakukan.
"Alasan non teknis, bisa jadi masih ada 'proses politik' yang belum tuntas," demikian kata Khairul Fahmi kepada Kantor Berita Politik RMOL,Senin (13/12).
Meski demikian, Fahmi menyarankan agar Pangkostrad kedepan harus memiliki pengalaman teritorial dan di lembaga pendidikan. Seorang Pangkostrad harus kaya pengalaman di satuan tempur dan medan operasi.
Ia berpendapat, setahun kedepan posisi Pangkostrad tidak terlalu seksi. Sebab, posisi Pangkostrad ditinggalkan oleh orang yang baru diangkat menjadi KSAD.
Dengan kondisi objektif itu, Khairul Fahmi menilai seharusnya tarik menarik kepentingan dalam penentuan Pangkostrad tidak begitu kuat
"Artinya, tarik menarik kepentingan mestinya tidak terlalu besar," pungkas Khairul Fahmi.
Beberapa Jenderal yang diprediksi akan menempati posisi Pangkostrad diantaranya menantu Luhut Binsar Pandjaitan, Maruli Simanjuntak. Sebelum dia menjabat sebagai Pangdam Udayana, Maruli pernah menjabat Danpaspampres.
Nama lainnya, adalah Pangdam Siliwangi Mayjen Agus Subiyanto. Sebelum menjabat Pangdam ia juga pernah menjadi Danpaspampres tahun 2020 lalu. [rmol]