GELORA.CO - Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyoroti pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang meminta umat Islam jangan terlalu dalam pelajari agama.
Slamet Maarif menilai pernyataan Jenderal TNI Dudung Abdurachman berpotensi memecah-belah TNI dan ummat Islam.
Slamet lantas menyarankan Jenderal TNI Dudung Abdurachman agar tidak terus mencari panggung.
“Enggak usah cari panggung dengan hal-hal yang dapat memecah belah TNI dan umat,” kata Slamet, Senin (5/12/2021).
Ia mengingatkan Jenderal Dudung untuk fokus kepada tugas pokok dan fungsi sebagai KASAD.
Apalagi masih banyak pekerjaan rumah di kemiliteran yang belum bisa diselesaikan mantan Pangdam Jaya dan Pangkostrad itu.
“Pak Dudung kembalilah fokus pada tupoksinya saja. Banyak PR (pekerjaan rumah, red) besar di TNI yang harus diselesaikan,” tegas Slamet.
Terpisah, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mempertanyakan maksud Jenderal Dudung yang meminta ummat Islam jangan terlalu dalam pelajari agama.
“Saya tidak tahu apa yang dimaksud beliau. Makanya saya tanya, apa maksudnya?” tanya Kiai Cholil, sapaan Muhammad Cholil Nafis.
Dia menyebut pernyataan Jenderal Dudung berbenturan dengan salah satu hadis yang megajak umat agar mau memahami, bahkan mendalami ajaran-ajaran agama.
“Orang yang dikehendaki baik oleh Allah SWT, di antaranya, orang yang paham agama, bahkan yang mendalami agama,” tutur KH Kholil.
Seperti diketahui, Jenderal Dudung sempat menjadi sorotan publik setelah memberikan ceramah subuh di salah satu masjid.
Jenderal Dudung saat ceramah itu menyebutkan agar tidak terlalu dalam ketika mempelajari agama.
Selain itu, dia juga menyinggung ada beberapa tingkatan orang beriman antara lain iman taklid (hanya mengikuti), iman ilmu, iman iyaan, dan iman haq.
Dirinya kemudian menyebut banyak dari kalangan umat Islam yang terpengaruh beberapa hadis Nabi Muhammad SAW.
“Sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama,” tandas Dudung.[pojoksatu]