GELORA.CO - Seperti diketahui, ketua umum (ketum) PSI alias Partai Persatuan Indonesia belakangan ini menjadi bulan-bulanan.
Berbagai, cacian, makian, dan hujatan dilontarkan ke arah sang ketum PSI, yakni Giring Ganesha.
Adapun hal itu sebagai buntut dari pidato Giring beberapa waktu lalu yang diduga kuat menyindir Gubernur DKI Jakarta, yakni Anies Baswedan.
Nah, menanggapi hal itu, akhirnya juru bicara alias jubir PSI, Ariyo Bimmo, ikut angkat bicara dan menyampaikan opininya.
Apalagi belakangan beredar informasi soal latar belakang Giring Ganesha yang dikeluarkan atau DO dari Universitas Paramadina.
Ariyo Bimmo menganggap bahwa informasi itu merupakan bentuk serangan terhadap PSI dan Giring karena penyebarnya tidak bisa membantah argumen Giring soal kriteria pemimpin yang tidak boleh dipilih pada 2024 mendatang.
“PSI terbiasa diserang karena jujur dalam mengungkap hal-hal yang selama ini tabu dibicarakan,” ungkapnya saat dihungi, dikutip terkini.id dari Kompas pada Jumat, 31 Desember 2021.
“Terbiasa juga diserang karena mengungkap praktik-praktik pemerintahan yang tidak benar di berbagai daerah, termasuk DKI.”
Ariyo mengakui bahwa serangan terhadap pribadi merupakan konsekuensi sebagai seorang politisi.
Namun, ia menilai status pendidikan Giring tersebut tidak berhubungan dengan permasalahan yang dikemukakan oleh ketum PSI itu selama ini.
Ia pun menegaskan bahwa setiap orang, termasuk ketua umum partai, berhak mengungkapkan ide dan sikap politiknya.
“Penyebaran kabar tersebut malah mendistraksi permasalahan nasional yang Giring sampaikan,” tuturnya.
“Semestinya kita bahas masalah kriteria intoleransi dan kinerja calon pemimpin 2024,” tandas Ariyo Bimmo. [terkini]