Ketika Sutiyoso Diminta Menyusup oleh LB Moerdani: Jika Tertangkap Tidak Diakui Prajurit

Ketika Sutiyoso Diminta Menyusup oleh LB Moerdani: Jika Tertangkap Tidak Diakui Prajurit

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - SEBAGAI seorang anggota Kopassus, bagi Sutiyoso tugas berat ibarat sebuah kehormatan. Oleh sebab itu, pria kelahiran Semarang 76 tahun lalu dengan bangga menjalankan tugasnya ke Timor-Timur.

Perintah ini menjadi awal dari rangkaian operasi intelijen militer yang dilakukan oleh Kopassandha sebelum menduduki Timor Portugal.

Jika dimaknai oleh orang awam, perintah Benny kepada Sutiyoso jelas hanya mencari mati. Pasalnya, Sutiyoso harus masuk ke sarang musuh seorang diri dengan senjata pas-pasan.

"Cari dua titik untuk masuk ke Timor-Timur. Waktunya sepekan, lakukan sendiri secara rahasia. Jika tertangkap, kamu tidak akan diakui sebagai prajurit," ujar Benny memberi perintah kepada Sutiyoso.

Dikutip dari buku ‘Benny Moerdani yang Belum Terungkap’, Sutiyoso kemudian masuk Timor-Timur melalui kota Atambua di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang merupakan perbatasan RI dengan Timor-Timur yang saat itu masih bernama Timor Portugal. Setelah masuk, Sutiyoso melakukan penyamaran mulai dari mahasiswa hingga kuli angkut.

Aksi kamuflase Sutiyoso nyaris diketahui oleh sejumlah anggota Front Revolusi Kemerdekaan Timor-Leste (Fretilin). Namun demikian, Sutiyoso pada akhirnya berhasil menjalankan tugasnya karena berhasil menemukan celah penyusupan pada pertengahan tahun 1975.

Berkat keberhasilan Sutiyoso di Timor-Timur Benny langsung membentuk Operasi Flamboyan, yang menjadi dasar untuk Operasi Seroja yang dimulai pada 7 Desember 1975. [okezone]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita