Kelemahan Indonesia di Mata Fadli Zon: Kekuatan DPR Makin Turun!

Kelemahan Indonesia di Mata Fadli Zon: Kekuatan DPR Makin Turun!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Anggota DPR RI Fadli Zon memberi pandangannya terhadap masalah yang tengah terjadi di Indonesia. Menurut Fadli, yang tengah berada di Turki sejak beberapa waktu lalu ini, dia menjadi bisa lihat secara utuh soal masalah yang terjadi pada negeri ini.

Seperti apa pandangannya? Berikut disampaikan Fadli Zon saat menjadi salah satu narasumber talkshow Hersubeno Arief, dikutip Hops.id, Senin 13 Desember 2021.

Menurut Fadli Zon, saat ini Indonesia memiliki kelemahan dalam hal sikap dan arah. Sebab, dia membaca Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai arus.

“Saya melihat secara utuh dari jauh, bahwa kita mungkin tidak menjadi pemain yang bisa menentukan arah global. Kita malah ditentukan arus global baik ke kiri dan ke kanan. Indonesia juga tak fokus jadi pemain regional,” kata Fadli yang kini berada di Turki.

Fadli Zon sendiri saat ini tengah berada di Turki guna menghadiri Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), atau parlemen negara-negara OKI (Organisasi Konferensi Islam).

Lebih jauh Fadli Zon mengungka, jika melihat pertarungan kekuatan yang cukup dominan di dunia, Indonesia justru dianggap malah lebih banyak berkutat pada persoalan domestik. Semakin diperparah dengan keadaan dalam negeri di mana kualitas demokrasi RI kian semakin merosot tajam dari waktu ke waktu.

“Kita pernah di 65, lalu turun 85, lalu kemudian 102. Nah nanti kita lihat lagi di Januari 2022, pengumumannya seperti apa,” katanya.

Menurutnya, hak-hak dasar berdemokrasi, berpendapat, berkumpul, serta menyatakan pendapat, atau bahkan kebebasan pers, belakangan juga dinilai kian merosot. Begitu juga halnya dengan kegiatan unjuk rasa sekarang ini yang semakin dibatasi.

Di lain sisi, pengawasan DPR makin turun. Ini lantaran kekuasaan semua menumpuk di eksekutif, seperti yang terjadi di masa lalu. Di mana, lembaga legislatif tidak mempunyai kekuatan untuk bisa mengimbangi eksekutif.

“Pengawasan juga makin menurun, DPR sendiri, karena ikut proses di dalam politik kita itu, maka kekuasaan menumpuk di eksekutif, seperi di masa lalu lagi. Di mana lembaga legislatif tidak mempunyai kekuatan yang bisa mengimbangi eksekutif. Dan ini yang nmenurut saya sedang terjadi.”

Pers tak lagi tajam

Bukan cuma itu saja, Fadli Zon juga menganggap saat ini fungsi Pers tak lagi berfungsi dengan baik. Padahal Pers merupakan pilar keempat demokrasi.

“Pers hanya besifat normatif, hanya corong pemerintah. Hanya sedikit saja, satu, dua media yang jadi semacam watchdog atau anjing penjaga bagi eksekutif,” katanya.

Padahal, baik peran legislatif dan pers, menurutnya merupakan kunci-kunci berdemokrasi, termasuk civil society yang kini diredam sedemikian rupa. Dan dari sana, Fadli Zon berkesimpulan bahwa Indonesia semakin menuju otoritarianisme.

Termasuk pandemi covid yang kini makin memperkuat peran eksekutif untuk bersikap dengan alibi konteks kedaruratan. Mulai dari anggaran, sampai pada anggaran yang kemudian dianggap menjadi alat akumulasi kekuasaan.

“Dan ini yang kita lihat sepanjang 2021. Belum lagi utang yang makin besar, akan menimbulkan masalah di masa dekat dan masa panjang setelah ada presiden baru,” katanya.

Buzzer merajalela

Kritik-kritik yang selama ini disuarakan juga nampak dipatahkan dengan munculnya buzzer-buzzer. Menurut dia, ini kian mengganggu demokrasi. Karena dengan adanya buzzer politik, seolah tak memberi ruang pada masyarakat untuk memberi pendapat, menyatakan sikap, ekspresi, sesuai kebutuhan aslinya.

“Akhirnya ada ketakutan, survei sudah menunjukkan itu, masyarakat makin takut mengutarakan pendapat. Khawatir takut kena UU ITE, ditangkap, dan sebagainya. Ini jadi masalah menurut saya.”

“Saya menyatakan, kita harus membaca ulang, mengevaluasi ulang geopol kita, dan global untuk melihat perkembangan di dunia internasional,” katanya. [hops]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita