GELORA.CO - PT. Krakatau Steel terancam bangkrut bakal di bulan Desember sebagaimana disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir karena ada dua proyek besar yang gagal.
"KS itu merugi utamanya akibat kegagalan investasi dua proyek besar yaitu blast furnace dan sebuah pabrik baja (MJIS) di Kalimantan,” ujar Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/12).
Legislator dari PDI Perjuangan ini mengurai, kedua proyek tersebut dibangun pada masa sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo. Proyek blast furnace tersebut selain tekhnologinya belum proven, juga terjadi pembengkakan biaya (cost overrun) yang sangat besar. Sementara proyek Meratus (MJIS) juga gagal dan menjadi beban keuangan bagi KRAS.
"Masalahnya, kedua proyek tersebut gagal total, sehingga tidak terpengaruh dengan baik atau tidaknya pasar makro. Kedua proyek tersebut jika pun beroperasi tidak akan memberikan keuntungan yang maksimal sebab bersifat industri hulu, dimana marginnya sangat kecil,” katanya.
Menurutnya, kerugian KRAS itu memang tidak terhindarkan karena beban besar yang ditimbulkan kedua proyek di atas. Masalahnya sekarang adalah bagaimana KRAS mampu menunaikan kewajibannya terhadap lender sesuai skema restrukturisasi yang disepakati.
"Saya sebenarnya menganggap sudah mulai berjalan di rel yang benar, tetapi memang ada kebutuhan membayar kewajibannya sebesar 200 juta dolar AS. Yang menjadi pertanyaan, dari mana sumber dananya? Pesan saya, tolong hati-hati agar sumber pembiayaan itu tidak berdampak negatif terhadap kemampuan KRAS di masa depan,” katanya.
Dia menambahkan KRAS dan Kementerian BUMN perlu mencari cara untuk menyelamatkan perusahaan tambang milik negara tersebut agar dapat memberikan keuntungan besar bagi negara.
"Hal ini tidak saja akan merugikan KRAS tetapi juga sindikasi keuangan yang menopang pembiayaan KRAS. Saya yakin KRAS dan Kementerian BUMN dapat mencari cara untuk mencegah potensi gagal bayar yang dihadapi Krakatau Steel. Ke depan, saya berharap agar KRAS fokus pada hilirisasi produk yang memberikan margin yang lebih besar,” tandasnya. [rmol]