Oleh: Tony Rosyid*
SURVEI prestasi, ini baru mendidik. Lembaga survei mesti ikut mendorong tumbuhnya demokrasi yang berkualitas. Salah satu caranya dengan mengajukan pertanyaan menyangkut track record orang yang akan dipilih.
Pemilih mesti didorong untuk memilih caleg, calon kepala daerah, terutama capres yang jujur dan punya prestasi. Dan ini bagian dari tanggung jawab lembaga survei.
Bisnis yo bisnis, tapi tetap harus mendorong para pemilih menemukan calon pemimpin bangsa ini yang punya integritas dan kemampuan. Bukan calon pemimpin yang hanya mengandalkan aspek pencitraan belaka.
Survei capres yang dilakukan IPO (Indonesia Political Opinion) akhir-akhir ini bagus untuk menjadi tren baru dalam setiap survei.
Pertanyaan ke publik: siapa sih tokoh yang anda anggap jujur, bener, lurus, enggak neko-neko, tegas, religius dan punya kemampuan untuk urus negara ini ke depan? Siapa sih tokoh yang anda lihat punya prestasi bagus, sehingga layak untuk diamanahi jadi presiden? Kira-kira bobot pertanyaannya seperti itu.
Kejujuran, ketegasan, dan prestasi sangat dibutuhkan sebagai syarat untuk memimpin bangsa ke depan. Sekali lagi, yang dibutuhkan bangsa ini bukan pencitraan! Kalau mau pencitraan, mesti melalui program, kebijakan, kerja dan prestasi. Ini pencitraan yang efeknya langsung dirasakan oleh rakyat. Bukan pencitraan yang abal-abal, hanya mengandalkan "teaterikal" belaka. Kuno ah!
Menggratiskan biaya toilet di pom bensin, ini nyata sebagai sebuah pencitraan Erick Thohir. Tapi, ini pencitraan yang bagus. Perlu diapresiasi. Erick Thohir tidak boleh berhenti di uang recehan saja. Mesti lebih inovatif lagi untuk membuat pencitraan yang besar efeknya dan langsung bisa dirasakan oleh rakyat.
Menyoal survei, kita menyayangkan adanya lembaga yang seringkali mengarahkan responden ke tokoh tertentu. Ini survei apa kerja timses? Okelah kalau tokohnya punya prestasi. Ini langkah yang berpahala. Tapi, kalau semata-mata demi cuan, ini bisa jadi pelacuran intelektual. Dosa tahu!
Bila berbasis pada prestasi, di antara tokoh yang muncul ke publik sebagai kandidat capres 2024, Anies memang paling diunggulkan. Berita ada di mana-mana tentang hasil kerja dan prestasi Anies. Penghargaan sebrek, baik regional, nasional maupun internasional.
Siapapun yang berupaya menolak penghargaan-penghargaan itu, percuma saja. Sebab, ada faktanya yang mudah ditelusuri. Lembaga dan institusi yang memberi penghargaan tidak abal-abal. Jauh dari kesan pesanan dan rekayasa. Kalau mudah direkayasa, kepala daerah-kepala daerah yang lain pasti mudah mengaksesnya dong.... Nyatanya? Enggak kan?
Survei IPO terkait kandidat capres 2024 yang paling berprestasi adalah Anies. Angkanya 21,3 persen. Baru disusul Sandiaga Uno di angka 13,8 persen. Ganjar Pranowo dan yang lainnya, masih jauh di bawah.
Hasil survei ini, sama sekali tidak mengejutkan. Kalau anda rajin dengerin berita televisi dan baca koran, anda enggak akan kaget dengan hasil survei ini.
Anies memang banyak penghargaan. Disusul Sandi yang memang kerja keras dan hasilnya tampak. Wajar kalau kemudian keduanya mendapat apresiasi publik.
Siapapun anda, kalau ingin nyapres di 2024, tunjukkan prestasi anda. Sehingga rakyat melihat dan merasakan, lalu memilih anda. Jangan hanya modal pencitraan yang justru akan membodohi pikiran rakyat dan membuat bangsa ini jauh mundur ke belakang.
Jangan rusak dan kotori demokrasi dengan aksi teaterikal yang enggak mutu! Bangsa ini butuh pemimpin yang bermutu!
*(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)