GELORA.CO - Universitas Paramadina angkat bicara soal status pendidikan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha Djumaryo. Dia diketahui drop out (DO) atau dikeluarkan dua kali dari universitas yang didirikan Nurcholish Madjid alias Cak Nur tersebut.
"Iya benar, statusnya DO dua kali," kata Direktur Akademik Universitas Paramadina Aris Subagjo kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (28/12).
Aris menjelaskan, Giring tercatat sebagai mahasiswa di program studi Hubungan Internasional tahun 2002. Dia terdaftar sebagai lulusan SMAN 34 Jakarta. Namun, pada 2011, ia harus dikeluarkan dari kampus tersebut. Saat itu, yang menjadi rektor Universitas Paramadina adalah Anies Rasyid Baswedan.
Lima tahun kemudian, menurut Aris, Giring kembali mendaftar sebagai mahasiswa. Hanya saja, ia tidak aktif kuliah hingga 2020. Berarti ia sudah tercatat selama 18 tahun sebagai mahasiswa Universitas Paramadina. "Dia (Giring) daftar lagi di tahun 2017, dan kami keluarkan di semester genap tahun 2020/2021," ujar Aris.
Menurut Aris, alasan Giring harus di-DO adalah karena yang bersangkutan sudah tidak aktif lagi sebagai mahasiswa di beberapa semester. Pihak universitas sudah mencoba menghubungi Giring yang tidak masuk dalam dua semester berturut-turut.
Apabila mahasiswa itu tidak bisa dikontak atau respon, sambung dia, kampus pun tidak segan untuk mengeluarkannya. Langkah itu merupakan sebuah bentuk ketegasan kampus.
"DO pertama dan kedua Giring karena ia tidak aktif di beberapa semester. Mungkin yang DO pertama dia sibuk band. Tapi untuk alasan pribadinya saya tidak pernah tahu. Yang jelas tercatat di universitas ia tidak aktif selama beberapa semester berturut-turut," ujar Aris.
Hanya saja, kata Aris, sosok Giring tidak memiliki catatan buruk selama berstatus mahasiswa Universitas Paramadina. Giring juga tidak aktif dalam berbagai kegiatan kampus, kecuali sebagai pengisi acara saja.
"Kalau aktif di kampus, setahu saya paling isi acara kampus. Tapi dari catatan di akademik dia tidak ada masalah," ucapnya.
Isu status pendidikan Giring menjadi perbincangan publik khususnya warganet setelah ia menyampaikan pidato yang diduga menyinggung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Di Twitter, akun @EnggalPamukty mengunggah bukti jika Giring memang tidak lulus ketika kuliah. Dia menunjukkan status mahasiswa Giring yang dikeluarkan dari Universitas Paramadina.
Sebelumnya, Giring Ganesha melontarkan kritik yang mengarah kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Anies adalah rektor Universitas Paramadina periode 2007-2015.
Giring mengatakan, generasi muda saat ini adalah orang-orang yang optimistis. Namun, hal tersebut akan terancam jika Indonesia dipimpin oleh sosok yang memiliki rekam jejak menggunakan isu suku, ras, dan antargolongan (SARA) untuk menjadi pemimpin.
"Kemajuan kita akan terancam jika kelak orang yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang mempunyai rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada," ujar Giring dalam perayaan HUT ke-7 PSI yang dihadiri Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu (22/12).
Giring tak mengungkapkan siapa sosok yang ia maksud tersebut. Hanya, ia menegaskan, Indonesia akan suram jika dipimpin oleh orang seperti itu. Kemajuan tak akan hadir jika bangsa ini dipimpin oleh sosok yang menggunakan politik identitas.
"Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja," ujar Giring. (rep)