GELORA.CO - Tahun ini ramai lagi soal hukum Islam soal mengucapkan Selamat Natal kepada warga nasrani. Ada yang mengingatkan lagi haram ucapkan Selamat Natal, tapi sebagian muslim ada yang membolehkannya. Nah Pendeta Gilbert komentar soal ramainya hukum ucapkan Selamat Natal itu.
Nah Pendeta Gilbert Lumoindong mengatakan soal polemik ucapkan Selamat Natal hendaknya umat beragama saling menghargai dan menghormati dengan menimbang kaidah masing-masing umat beragama.
Pendeta Gilbert berujar mengucapkan hari raya adalah upaya saling menghargai dan menghomati kepada umat beragama lain.
Dia meyakini nggak ada kok kewajiban atau keharusan umat beragama untuk mengucapkan hari raya agama lain. Namun bagi mereka yang mengucapkan hari raya agama lain, itu adalah bagian dari sikap menghormati dan menghargai sebagai sesama umat beragma.
“Jadi itu bukan sesuatu yang diminta dan meminta (diucapkan). Nggak ucapkan juga nggak apa-apa,” kata Pendeta Gilbert kepada Hops.id, kemarin.
Nah mengingat masing-masing agama punya kaidah, maka pendeta Gilbert menyarankan agar umat beragama menjalankan kaidah di agamanya yang diyakini dalam menyikapi ucapan selamat hari raya untuk agama lain.
“Masing-masing kita punya kaidah sendiri. Saling menghargai saja, kalau Natalnya menjadi masalah, ya bagus kalau kita mengucapkan, misalnya ‘selamat hari raya ya’. Jadi kita harapkan kita saling menjaga kasih dan menghormati, nggak masuk kaidah masing-masing, jadi tidak merusak dan merugikan,” kata dia.
Nah dalam kesempatan ini, Pendeta Gilbert meluruskan isu soal Natal itu adalah Allah beranak Isa.
Dalam Iman kristen tidak demikian lho. Pendeta Gilbert mengatakan dalam iman Krsiten, Natal itu Mariam yang beranak dan melahirkan, yang dilahirkan Isa Almasih.
“Jadi tidak ada hubungannya Allah beranak. Di dalam kitab kan jelas ‘yang akan disebut anak Allah’. Artinya itu sebutannya. Kenapa disebut anak Allah? kita umat Kristen percaya, dia berasal dari Allah, karena dia adalah juru selamat. Sementara umat muslim juga menghargai Isa Al Masih sebagai nabi,” katanya.
Untuk itu, Gilbert berpandangan biarlah polemik soal ucapan Selamat Natal, tak perlu dijadikan masalah yang berarti. (hops)