GELORA.CO -Niat baik tidak selalu berjalan mulus. Peribahasa itu dirasakan Hendi Bagus Sebriyanto, salah satu anggota Tim Posko Center PPP yang sedang menyalurkan bantuan ke lokasi erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Hendi mengalami penipuan yang membuat rekeningnya dibobol hingga mencapai Rp 143 juta pada Jumat (10/11).
Diceritakan, awalnya Hendi mendapatkan telepon dari istrinya sekitar jam 17.05 WIB, yang meminta meminta foto ATM BRI milik istrinya. Pada sambungan telepon itu, istri Hendi mengaku juga mendapatkan telepon dari pihak yang mengaku petugas BRI terkait penukaran poin.
"Saya (awalnya) tidak menfoto nomer ATM BRI pribadinya yang memang saya bawa. Setelah ditutup, istri saya telepon lagi untuk memaksa untuk difotokan," kata Hendi dalam keterangannya, Sabtu (11/12).
Karena firasat tidak enak, Hendi langsung bertanya kepada istrinya mengenai isi saldo di rekenignya. Sang istri lanjas menjawab saldo yang tersisa hanya Rp 500 ribu setelah di transfer ke ATM BCA miliknya.
"Setelah itu saya tutup lagi,” sambungnya.
Ketua Generasi Muda Pembanguna Indonesia (GMPI) Kota Malang ini melanjutkan, istrinya kemudian bercerita bahwa dia telah memasukkan email mobile bangkingnya dan pasword melalui link yang dipandu oleh penelfon dengan nomer +14017022223.
"Foto di WA penelpon tersebut bergambar Bank BRI. Penelpon juga meminta nomer saya dan istri, kemudian dipandu untuk mengisi format yang diarahkan penelpon," katanya.
Mendengar kabar itu, Hendi langsung meminta sopir mobil bantuan untuk mencari ATM BCA terdekat sambil mengecek mobile banking BCA. Ternyata saldo yang awalnya sekitar Rp 143 juta sudah raib.
"Besaran nilai transfernya saya lupa. Karena panik, saya langsung telepon call center BCA untuk memblokir seluruh akses ke rekening saya, namun sia-sia karena saldo saya sudah sisa Rp 105 ribu," jelasnya.
Setelah itu, Hendi menghubungi call center BCA dan diminta membuat laporan ke polisi. Ia pun langsung ke Polresta Kota Malang untuk membuat laporan.
"Namun karena pada waktu tertipu posisi istri saya berada di kontrakan Kecamatan Wagir, laporan ditolak Polresta Kota Malang dan di arahkan untuk lapor ke polres kabupaten Malang," tuturnya.
Namun sayang, laporan serupa juga ditolak Polres Kabupaten Malang. Kata dia, polisi hanya memberikan arahan untuk menyiapkan berkas dan bukti melampirkan rekening transaksi atau rekening koran.
"Posisi mobile banking-nya sudah diblokir dan tidak mungkin minta rekening koran di malam hari. Kemudian diarahkan untuk buat laporan yang sifatnya laporan pengaduan yang sifatnya saya dan istri disuruh nulis kronologi kemudian nanti akan diberikan stempel Polres," bebernya.
Hendi mengaku kurang puas dengan layanan Polres Malang. Kini, dia hanya bisa berharap agar kepolisian bisa mengusut tuntas kasus penipuan yang dia alami.
Nasib baiknya, masih kata Hendi, donasi yang dikirimkan PPP untuk bantuan korban Semeru tidak ditransfer ke rekening Ketua GMPI. Namun, ke rekening bendahara GMPI Kota Malang.(RMOL)