Heboh! Edy Rahmayadi Jewer Telinga dan Usir Pelatih Biliar : Kau Langsung Keluar, Tak Usah Lagi di Sini!

Heboh! Edy Rahmayadi Jewer Telinga dan Usir Pelatih Biliar : Kau Langsung Keluar, Tak Usah Lagi di Sini!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi membuat heboh lagi usai menjewer dan mengusir pelatih biliar Coki Aritonang, di hadapan banyak orang, Senin (27/12/2021) di Rumah Dinas Gubsu.

Edy melakukan itu di sela-sela memberikan kata sambutan kegiatan penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX.

Dari video yang beredar, Edy sangat membara menyampaikan keinginannya Sumut menjadi jaya di bidang olahraga yang disambut tepuk tangan hadirin.

Namun, kemudian sambutannya beralih ke satu pandangan terhadap seseorang yang di depannya di antara para atlet dan pelatih.

“Yang pakai kupluk itu siapa? Yang baju kuning,” ujarnya dari kejauhan dengan menunjukkan jari.

Lalu, Edy pun mempertanyakan mengapa pria itu tidak tepuk tangan seperti yang lain. “Kenapa kau enggak tepuk tangan. Sini, sini,” tukas Edy.

Coki pun naik ke atas podium. “Kau orang mana? Masih main? Atlet mana kau? Biliar? Pelatih?,” tanya Edy.

Edy terus mencecar Coki. “Pelatih aja tak tepuk tangan, pelatih enggak tepuk tangan,” sebut Edy sambil menjewer telinga Coki sambil disambut tertawa yang hadir.

Tak sampai di situ, Edy mengatakan Coki tak pantas jadi pelatih. “Enggak cocok jadi pelatih. Berdiri yang benar kau,” tegasnya.

Setelah itu, Coki pun diperbolehkan turun podium. Yang hadir terlihat mulai serius dan tak lagi tertawa mendengar kalimat Edy selanjutnya.

“Sudah pulang, tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar tak usah di sini,” ujar Edy.

Setelah itu, Edy mengatakan membutuhkan sosok yang benar agar olahraga maju. “Siapapun dia, saya terpaksa lakukan itu. Begini dia tidur,” sebutnya memperagakan orang tidur sambil melipat tangan.

“Biliar dapat emas (di PON)? Ya enggak dapat orang pelatihnya aja begitu,” sambungnya.

Edy juga meminta Kadispora mengevaluasi pelatih. “Evaluasi Kadiposra, Pak Ketua Koni, yang tak pantas tak usah,” tukasnya.

Sementara itu, pada acara itu, ada 148 orang yang mendapat bonus. Mereka terdiri dari para atlet dan pelatih dari 29 cabang olahraga (cabor) peraih medali di PON Papua.

Sumut sendiri meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu, pada laga yang berlangsung Oktober lalu.

Masing-masing atlet peraih medali emas mendapat Rp250 juta, perak Rp125 juta dan perunggu Rp75 juta. Sedangkan pelatih yang atletnya meraih medali mendapat bonus Rp100 juta untuk emas, Rp75 juta perak dan Rp50 juta perunggu.

“Totalnya Rp11,1 miliar, ini uang menggunakan uang rakyat. 15 juta rakyat Sumut memberikan bonus ini melalui APBD kepada atlet yang berprestasi mengharumkan daerahnya. Jadi kita harus pertanggung jawabkan ini,” ungkap Edy.

Edy juga mengingatkan tugas ke depannya lebih berat, karena Sumut akan menjadi tuan rumah PON 2024 bersama Aceh.

“Tahun 2024 kita jadi tuan rumah, Sumut harus jaya di sana dengan atlet-atletnya sendiri. Kita harus evaluasi, tahun 2021 kita pacu telescouting, pembinaan dan infrastruktur, tahun 2023 atlet-atlet kita sudah siap untuk berjuang, kita tidak boleh main-main ini,” jelas Edy.[pojoksatu]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita