Dugaan Korupsi 2012-2017 Pemprov DKI Akan Dilimpahkan Ke KPK, Masa Jokowi dan Ahok Pimpin Jakarta

Dugaan Korupsi 2012-2017 Pemprov DKI Akan Dilimpahkan Ke KPK, Masa Jokowi dan Ahok Pimpin Jakarta

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Dugaan korupsi Pemprov DKI Jakarta antara 2012 hingga 2017 akan dilimpahkan ke KPK dalam bentuk buku resmi. Pelapornya Adhie M Massardi, Jubir Presiden Gus Dur.

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi berencana melimpahkan dokumen berbagai temuan yang mengarah pada dugaan tindak pindana korupsi (Tipikor) yang patut dapat diduga melibatkan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Baik saat masih Wakil Gubernur DKI Jakarta (2012) maupun setelah ditetapkan sebagai Gubernur DKI Jakarta (2014) menggantikan Joko Widodo yang jadi Presiden RI.

Adhie bahkan menegaskan bahwa dokumen berbagai skandal korupsi di Pemprov DKI sepanjang 2012 hingga 2017 yang akan dilimpahkan ke KPK tersebut sudah dalam bentuk buku resmi.

Dokumen dikumpulkan dan dirangkai oleh salah satu tokoh gerakan anti-korupsi dan peneliti sumberdaya alam Indonesia, Marwan Batubara. Bukunya pernah dicetak pada tahun 2017.

“Sebenarnya apa yang kami punya (dokumen korupsi Pemprov DKI) hanya sebagian kecil saja dari yang dimiliki KPK,” ujar Ketua Komite Eksekutif KAMI itu.

“Rencana pengiriman dokumen berupa buku ‘Korupsi Ahok’ ke KPK,” sambung Adhie.

Pengiriman buku ini, katanya, untuk mengingatkan kepada Ketua KPK Firli Bahuri, bahwa ada skandal korupsi besar dan fenomenal yang diam-diam ‘dipetieskan’ oleh rezim KPK sebelum ini.

“Dengan kedok belum menemukan niat jahat,” tegas Adhie.

Dalam kesempatan itu, Adhie akan mengajak Marwan Batubara, penulis buku ‘Korupsi Ahok’ yang bisa menjelaskan lebih gamblang tentang isi bukunya.

Dia mengurai bahwa pihaknya membawa lagi kasus dugaan korupsi Ahok ke KPK karena melihat aparat penegak hukum tampak seolah sudah sangat permisif atau benar-benar melakukan pembiaran kepada para pejabat korup yang skandal korupsinya dilakukan secara terbuka, vulgar, dan amoral.

“Saya melihat republik ini sudah benar-benar menjadi Negeri Para Bedebah, yang penguasanya hobi menjarah, sedang rakyatnya hidup dalam tingkat kesejahteraan yangsangat rendah!” kata Jurubicara Presiden Gus Dur ini.[pojoksatu]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita