GELORA.CO - Eks penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju merasa sangat berat atas tuntutan 12 tahun penjara dari Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi.
Robin terjerat kasus suap dalam penanganan sejumlah perkara di KPK. Ia dibantu seorang advokat bernama Maskur Husein dalam mengurus sejumlah perkara agar tidak naik ke tahap penyidikan.
"Untuk saya tuntutan ini sangat berat," kata Robin usai sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (6/12/2021).
Terkait tuntutannya itu, Robin menyebut akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan tim penasihat hukumnya tersebut. "Saya akan coba berkoordinasi dengan tim kuasa hukum saya," imbuhnya.
Dalam pembacaan surat tuntutan, Jaksa KPK menuntut 12 tahun penjara terhadap Stepanus Robin. Robin juga harus membayar denda sebesar Rp500 juta subsider enam bulan kurungan.
Terdakwa Robin juga mendapatkan pidana tambahan berupa membayar uang pengganti sebesar Rp2,3 Miliar. Bila tak dibayarkan paling lambat satu bulan setelah putusan berkekuatan hukum tetap atau inkrah, maka Robin akan ditambah masa penahanan selama 2 tahun penjara.
Dalam dakwaan Jaksa KPK, Stepanus menerima suap mencapai Rp 11,025 miliar dan 36 ribu USD. Stepanus dalam mengurus perkara sejumlah pihak dibantu oleh Advokat Maskur Husein yang kini juga sudah menjadi terdakwa.
Sejumlah uang suap yang diterima Stepanus diantaranya yakni dari, Wali Kota Tanjungbalai nonaktif M. Syahrial mencapai Rp1,65 miliar.
Kemudian, dari Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin dan Aliza Gunado sejumlah Rp3 miliar dan USD 36 Ribu.
Selanjutnya, dari terpidana eks Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna sebesar Rp507 juta. Kemudian dari Usman Efendi sebesar Rp525 juta serta terpidana korupsi eks Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari sebesar Rp 5,197 miliar.[suara]