Disidang, Oknum Polisi di Lahat yang Hamili Istri Tahanan Hanya Dihukum Penjara 21 Hari

Disidang, Oknum Polisi di Lahat yang Hamili Istri Tahanan Hanya Dihukum Penjara 21 Hari

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Bripka IS (35), anggota Polres Lahat yang terlibat hubungan asmara dengan IS (20), seorang istri narapidana kasus narkoba, dijatuhi sanksi disiplin berupa hukuman penjara selama 21 hari.

Selain itu, Bripka IS juga dihukum dengan penundaan kenaikan pangkat dalam satu periode.

Dalam sidang disiplin yang berlangsung di Polda Sumatera Selatan, terungkap bahwa Bripka IS dan IN ternyata memiliki hubungan khusus.

Keduanya kemudian melakukan hubungan suami istri hingga IN mengandung anak hasil hubungan gelap mereka.

Saat ini, kehamilan memasuki usia dua bulan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi mengatakan, pebuatan yang dilakukan oleh Bripka IS telah mencoreng nama baik Institusi Kepolisian.

Sebab, Bripka IS diketahui saat ini telah memiliki istri dan anak.

"Dia punya istri, tapi ada wanita lain. Maka Bripka IS dijatuhi sanksi berupa penempatan dalam tempat khusus selama 21 hari, serta penundaan mengikuti pendidikan selama satu periode dengan masa pengawasan terhitung mulai 13 Desember 2021 sampai 13 Juni 2022. Sanksi itu berlaku mulai hari ini sejak putusan sidang dijatuhkan," kata Supriadi kepada wartawan, Senin (13/12/2021).

Supriadi mengatakan, dari seluruh fakta persidangan, majelis sidang etik tidak menemukan adanya unsur pemerkosaan maupun ancaman yang dialami oleh IN.

Hubungan gelap antara Bripka IS dan IN didasari atas dasar keinginan bersama.

"Jadi terkait kabar beredar yang menyebutkan telah terjadi tindak pemerkosaan atau di bawah paksaan, rasanya itu tidak tepat. Soalnya, antara Bripka IS dan IN memang punya hubungan spesial," ujar Supriadi.

Selain itu, Supriadi pun mempersilakan kepada Bripka IS membuat laporan apabila merasa dirugikan atas tuduhan pemerkosaan.

"Itu hak dia (Bripka IS) untuk membuat laporan, karena seperti yang kita tahu IN banyak mengungkap kata yang tidak sebenarnya," kata Supriadi. (kompas)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita