Bahas KKN Anak Soeharto, RR Sindir Kaesang Beli Saham Ratusan Miliar: Duit dari Mana?

Bahas KKN Anak Soeharto, RR Sindir Kaesang Beli Saham Ratusan Miliar: Duit dari Mana?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Seperti diketahui, kini anak Presiden Joko Widodo alias Jokowi, yakni Kaesang Pangarep, memang tengah cukup disorot dalam dunia perbisnisan.

Terlebih, baru-baru ini Kaesang diketahui membeli saham perusahaan makanan beku senilai Rp92,2 miliar.

Nah, menanggapi hal tersebut, rupanya ekonom senior Rizal Ramli turut buka suara dan melontarkan tanggapan yang terkesan sinis kepada Kaesang.

Ia secara terang-terangan mempertanyakan sumber dana yang dipakai oleh putra Presiden Jokowi tersebut.

Apalagi menurutnya, Kaesang Pangarep selama ini hanya dikenal sebagai pebisnis pisang dan martabak saja.

Oleh karena itu, ia menilai bahwa uang yang dipakai Kaesang itu tidak mungkin hanya berasal dari bisnisnya semata.

Adapun hal tersebut disampaikan Rizal Ramli dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Refly Harun, sebagaimana dilansir terkini.id via Pikiranrakyat pada Senin, 13 Desember 2021.

Di sana, Rizal Ramli pertama-tama mengungkapkan bahwa keserakahan di tengah pandemi Covid-19 tidak mencerminkan Indonesia.

Itu karena jika Indonesia menganut pada filosofi Pancasila dan Undang-Undang Dasar, maka menurutnya seharusnya masyarakat menentang kapitalisme ugal-ugalan.

Namun, kata Rizal Ramli, bukan berarti para pendiri Indonesia memilih sistem komunis. Mereka katanya memilih jalan tengah, tetapi menegaskan bahwa fenomena yang terjadi di Pemerintahan Presiden Jokowi ini bukan juga kapitalisme.

“Yang terjadi hari ini bukan kapitalisme, kapitalisme itu kompetitif, ada governance, ada transparansi, dan accountability,” tuturnya.

“Yang terjadi ini ya bahasa sopannya negara kleptokrasi, jangan di-bahasa-Indonesiakan, nanti jadi masalah.”

Sebagai informasi, kleptokrasi adalah yang berasal dari publik/rakyat untuk memperkaya kelompok tertentu atau diri sendiri.

Pemerintahan seperti itu umumnya tidak jauh dari praktik-praktik korupsi, kezaliman, dan kriminalisasi.

Rizal Ramli lantas menjelaskan bahwa negara kleptokrasi lebih mengerikan daripada sistem kapitalisme.

Ia juga menjelaskan bahwa tokoh-tokoh kemerdekaan Republik Indonesia rata-rata memiliki standar etika Eropa.

“Orang seperti Bung Hatta, Agus Salim, dan yang lainnya, mereka tidak mau menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri,” ujarnya.

“Tidak mau memanfaatkan haknya rakyat dan negara untuk keuntungan pribadi, itu standar etika Eropa,” sambungnya lagi.

“Mulai Orde Baru makin kacau, tapi hari ini bukan hanya lebih kacau, jadi super kacau.”

Dirinya mengakui bahwa dahulu pernah membuat istilah ‘pengpeng’ yang memiliki arti pengusaha sekaligus pejabat.

Meskipun kedua profesi itu menurutnya adalah profesi yang mulia, tetapi jika digabungkan akan menjadi kacau.

Rizal Ramli pun kemudian melanjutkannya dengan membahas anggaran pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang menurutnya sia-sia.

“Selanjutnya adalah, pandemi itu kan masa susah, yang meninggal ratusan ribu orang. Harusnya kan kita kompak kita saling bantu. Pandemi itu mulai ada perbaikan penyelesaiannya pada kuartal pertama tahun 2021 karena strateginya lebih jelas.”

Dalam masa susah itu, menurutnya, justru orang-orang di Indonesia ini banyak yang mencari kesempatan.

“Rakyat lagi susah, mereka memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya diri dan kelompoknya, ini udah keterlaluan banget.

Meskipun ia engakui tidak menyukai Presiden Jokowi diproses dan diadili secara hukum, tapi untuk saat ini hal itu katanya mesti dilakukan.

“Mungkin karena sudah keterlaluan, barangkali kita bikin sejarah baru supaya kapok gitu loh. Pejabat negara itu amanah ya kan, kalo enggak ya gak kapok-kapok,” ungkapnya.

“Dulu kita kritik KKN ya kan, Tommy Soeharto, terutama anak-anaknya. Hari ini ada anak kecil beli investasi saham ratusan miliar, duit dari mana? Itu kan duit dari bisnis jualan pisang doang ditambah jualan martabak,” sindirnya menohok, yang diduga kuat ditujukan untuk Kaesang Pangarep, anak Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, dirinya meminta Presiden Jokowi segera diproses karena menurutnya, permasalahan Indonesia kini sudah sangat kompleks. [terkini]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita