GELORA.CO - Abdul Rosyid (35), sekuriti yang tersambar petir di Area Loading CKB II Jalan Pal II, RT 04/03 Kelurahan Sukapura, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara, kini keadaannya mulai membaik.
Abdul kini menjalani proses pemulihan di rumahnya yang berlokasi di Jalan Tambun Rengas RT 06/07, Kelurahan Cakung Timur Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
"Untuk saat ini saya istirahat, pemulihan, nanti bakal kontrol (ke rumah sakit) lagi tanggal 30," kata Abdul kepada wartawan, Senin 27 Desember.
Abdul pun menjelaskan, dirinya kini bisa berdiri maupun berjalan namun tak bisa dalam jangka waktu lama. Sebab, masih dalam tahap penyembuhan.
"Berdiri Alhamdulillah (bisa) cuman enggak sepenuhnya sampai lama," katanya.
Hal itu terbilang cukup baik, sebab sebelumnya ketika masih dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan, Koja, Jakarta Utara, Abdul hanya bisa berbaring. Barulah empat hari setelahnya, dibantu dengan mengonsumsi obat dari resep dokter, dia bisa berdiri dan sedikit berjalan. Badannya lebih rileks, tidak kaku.
Terlihat, sebagian besar sisi bagian kiri dari tubuh Abdul diperban sebab luka bakar akibat sambaran petir. Adapun bagian tubuh itu seperti lengan kiri, dada dan perut bagian kiri, kaki kiri, dan engkel kaki kanan.
"(Luka) perut (kiri), kaki kiri, tangan kiri, kaki kanan di bawah (engkel). Lukanya kayak orang kena minyak goreng (panas)," ujarnya.
Dia pun menjelaskan kejadian nahas yang menimpanya. Saat itu, Senin 20 Desember menjelang magrib, dirinya sedang melakukan patroli.
Kondisi cuaca saat itu gerimis. Dirinya mengaku sudah memakai seragam lengkap yang dianggapnya aman.
Lebih lanjut, Abdul mengaku ketika berjalan di tengah gerimis itu, dia memakai payung yang ujungnya berbahan besi, satu handy talky (HT) yang terletak di pundak kiri serta sebuah handphone (HP) kondisi aktif.
"Kalau yang saya bawa waktu itu payung, HT di pundak kiri, sama HP. HP masih on (aktif) enggak ada komunikasi, saya pegang, jalan aja, ya udah keadaannya spontan (tersambar petir)," katanya.
Lantas, ketika tersambar petir, Abdul mengaku pada awalnya dalam keadaan telungkup, lalu dia terlentang dalam kondisi tubuh yang kaku akibat sambaran petir tersebut.
"Badan saya kaku, yang bisa bergerak cuman ujung jari tangan sama jari kaki. Kalau untuk badan kaku, udah ketekuk kayak ayam mau dipanggang," katanya.
Pada saat kejadian, Abdul mengaku dalam kondisi sadar. Karyawan lain pun lekas menolongnya.
"Berhamburan karyawan menyelamatkan saya, sempat dia bawa baju seragamnya itu buat nutupin saya, mungkin itu tadi yang saya bilang ini (pakaian) pada hancur, digotong, dibawa ke Rumah Sakit Tugu, Pelabuhan," ujarnya.
Maksud dari pernyataan hancur pakaiannya, kata Abdul, kondisinya sama seperti benda yang terbakar. Akibat tersambar petir, lanjut Abdul, dirinya mengalami luka bakar sebesar 65 persen.
Dia pun mengingat momen mengerikan itu. Ketika tersambar petir, Abdul langsung pasrah kepada Tuhan tentang hidup dan matinya. (voi)