GELORA.CO -Nama KH As'ad Said Ali diyakini akan banyak mengubah dinamika calon ketua umum PBNU selain dua nama unggulan KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung pada 22-23 Desember mendatang.
Secara kasat mata, dikatakan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, memang nama Kiai As'ad Ali belum sementereng sosok Said Aqil ataupun Gus Yahya.
Bagi Adi Prayitno, sebagai petahana yang menjabat dua periode, Said Aqil tentu ada banyak keuntungan yang dimiliki dia untuk melanjutkan kepemimpinan.
"Kiai Said sebagai petahana punya penetrasi, penerimaan di pengurus wilayah yang kuat karen posisinya sebagai ketua dua periode itu sudah diperhitungkan oleh banyak pengurus," kata Adi Prayitno kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (20/12).
Satu-satunya masalah yang dihadapi Kiai Said Aqil, lanjutnya, adalah narasi MUktamar NU di Lampung harus menjadi momentum regenerasi kepemimpinan.
"Cuma problemnya apakah dominasi penetrasi ini akan tetap kuat atau tidak di tengah kecenderungan adanya keinginan regenerasi di internal PBNU," katanya.
"Apalagi Gus Yahya kan publik juga menilai memiliki kapasitas, kompetensi keulamaan dan keilmuan yang sebenarnya juga setara dengan ulama-ulama lain yang ada di NU," sambungnya.
Masih kata Adi, di tengah dinamika dua unggulan itu, nama Kiai As'ad Ali bisa menjadi alternatif yang mengakomodasi irisan kelompok pendukung Said Aqil dan Gus Yahya.
"Kiai As'ad ini bisa jadi kuda hitam, kalau ada dua kubu yang mengeras cenderung biasanya publik akan memalingkan wajahnya ke satu sosok yang dianggap sebagai jalan tengah," pungkasnya(RMOL)