GELORA.CO -Vaksinasi untuk anak-anak ditentang oleh Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) jika ada unsur pemaksaan dalam pelaksanaannya. ARM menilai pemaksaan itu bertolak belakang dengan kebebasan masyarakat dalam prinsip demokrasi Pancasila.
Pada Rabu lalu (22/12), ARM yang diwakili oleh Presidium ARM yaitu Ida Nurhaida, Ali Ridlo Assegaf alias Babe Aldo, dan lainnya menemui pihak Kemenkes setelah melakukan unjuk rasa di depan Gedung Kemenkes.
Dalam pertemuan ini, Babe Aldo menyatakan beberapa persoalan di hadapan perwakilan Kemenkes. Yaitu, masalah tes PCR, keakuratan tes PCR, edukasi vaksin hingga kontrak vaksin antara pemerintah Indonesia dengan produsen vaksin.
Namun demikian, dalam pertemuan ini, Babe Aldo lebih menekankan terhadap vaksinasi terhadap anak-anak.
"Dan masalah penggunaan vaksin anak untuk sebuah penyakit yang tingkat kesembuhannya 99 koma sekian persen, kenapa anak harus diintimidasi dengan vaksin? Anak Indonesia bukan anak yang penyakitan, anak Indonesia anak yang sehat. Dan tidak sedikit Pak, kami sekali lagi tidak anti vaksin, kami anti pemaksaannya," ujar Babe Aldo dalam video yang dilihat Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (26/12).
Pemaksaan yang terjadi justru membuat ARM curiga, ada apa di balik kebijakan vaksinasi anak sehingga mengabaikan prinsip kebebasan dalam demokrasi Pancasila.
ARM sudah sering melihat rakyat didatangi pakaian seragam loreng dan kemudian diminta untuk vaksinasi.
“Itu belum sakit sudah sakit duluan, takut. Kayak datangi maling. Loh ini masalah vaksinasi harusnya Kemenkes loh. Apa hubungannya dengan TNI," kata Babe Aldo.
Dalam pertemuan ini, Babe Aldo meminta agar Kemenkes menyiapkan waktu untuk berdiskusi terbuka dengan tim ARM. Tujuannya, untuk saling membuka data dan fakta.
"Kami menuntut keterbukaan informasi publik dan itu dilindungi oleh UU, ada UU KIP. Jadi, kalau saya mewakili sebagian ibu-ibu ini, kami menuntut adanya diskusi terbuka antara pihak Aliansi Rakyat Menggugat dan tim dengan pihak Kemenkes yang disiarkan seluruh rakyat Indonesia," tutur Babe Aldo.
"Kita akan bawa tim terbaik kita, melawan tim terbaik Kemenkes untuk berdiskusi, bukan untuk debat biasa saja pak. Karena ini menyangkut hajat hidup 270 juta rakyat Indonesia," sambung Babe Aldo.
Menurut Aldo, pihaknya tidak mau mempertaruhkan masa depan anak-anak mereka. Karena vaksin memilik efek samping yang berbeda-beda.
"Karena kita tau efek samping itu berbeda-beda, seharusnya jangan ada paksaan,” tutupnya. (RMOL)