GELORA.CO - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS memberikan analisis tajam soal arah Nahdlatul Ulama (NU) di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Fernando mengatakan, kemenangan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 kemarin tentunya menjadi harapan tersendiri bagi ormas Islam terbesar di Indonesia ini.
Sebab, Gus Yahya diharapkan menjadikan NU lebih berkonsentrasi mengurusi mengenai keummatan.
"Gus Yahya dalam janjinya pada saat mencalonkan diri sebagai Ketum PBNU akan menata kembali NU dari dampak Pilpres 2019 dan akan melepaskan diri dari kepentingan politik," kata Fernando kepada GenPI.co, Kamis (30/12).
Fernando lantas menyoroti persinggungan antara Gus Yahya dengan PKB, parpol yang dekat dengan kalangan NU.
Menurutnya, realisasi NU lepas dari kepentingan politik itu juga termasuk dengan menjaga jarak dari PKB.
Selain itu, pada kontestasi politik terdekat, PBNU juga tak boleh mendukung capres atau cawapres tertentu.
"Tentunya semua pihak, termasuk PKB harus menghargai keputusan Gus Yahya yang akan lebih mementingkan kepentingan ummat dibandingkan kepentingan politik," katanya.
Fernando berharap, komitmen tersebut tetap dilaksanakan oleh Gus Yahya walau seandainya nantinya Menag Yaqut Cholil Qoumas yang menjadi Ketua Umum PKB.
Sebelumnya, Gus Yahya memang tak ingin PBNU terlibat dalam politik praktis dalam Pilpres 2024. [genpi]