GELORA.CO -Warung tengkleng kambing dan sapi Bu Harsi di Jalan Kunir V, Grogol, Sukoharjo ramai menjadi perbincangan warganet beberapa hari terakhir.
Hal ini gegara ramainya review tak bagus terutama soal harga di atas wajar atau ngepruk harga.
Banyaknya review yang kurang bagus itu membuat warung milik seorang nenek 60 tahun itu sepi pembeli. Dia mencurahkan isi hati dan menangis karenanya.
"Sepi mas, biasanya ada yang mampir, lha ini hanya melirik saja sudah saya persilakan tetapi tidak ada yang mampir," ujar Harsi kepada detikcom, Rabu (8/12/2021).
Ia mengaku, awalnya tidak mengetahui penyebab warungnya jadi sangat sepi pembeli. Barulah saat ada yang memberitahunya tentang warungnya yang viral dan kondisi warung yang semakin sepi.
"Pembeli mintanya komplit tetapi harga murah, padahal kulakan saya sudah mahal. Lalu warung saya dilebetke HP elek (dimasukkan HP/diberitakan jelek)," tuturnya.
Harsi menjelaskan perihal mengapa harga yang dipatok tidak sesuai dengan daftar menu yang ada di spanduk warung. Hal itu karena pembeli meminta porsi yang berbeda atau lebih banyak.
"Mintanya komplit kepala separuh atau satu, kulakan saya sudah mahal. Kalau minta porsi kecil Rp 15 ribu itu telinga dan iga-iga, kemudian pembeli mengeluh Rp 15 ribu kok cuma isinya cuma segitu," paparnya.
"Kalau komplit memang harganya Rp 50 ribu, kalau yang Rp 30 ribu itu, pipi satu, kaki dan iga sapi. Pipi satu saja itu dari tempatnya sudah Rp 25 ribu," urainya.
Harsi juga tidak habis pikir, setelah berjualan tengkleng puluhan tahun baru mengalami kejadian begini saat ini. Sebelum menempati lokasi yang sekarang, Harsi berjualan di Jalan Ir Soekarno, Solo Baru.
Kemudian karena ada penataan kawasan, dia pun harus pindah ke beberapa lokasi hingga yang ditempatinya saat ini.
"Dulu jualan pertama ikut tetangga, di depan atrium, lalu ada penataan dan sekarang di sini," ungkap Harsi.
Kondisi warungnya yang sangat sepi membuat Harsi gelisah, ia tidak mampu membendung air matanya. Sesekali ia usap air matanya yang menetes, suaranya menjadi bergetar.
Sepinya pembeli membuat Harsi terpaksa mengurangi pasokan bahan bakunya. Dari biasanya sehari 5 kepala dikurangi menjadi 3. Namun itu pun masih tetap tidak habis terjual seperti biasanya.
Harsiberharap, kondisi warungnya bisa kembali ramai atau setidaknya ada pelanggan yang sudi mampir untuk mencicipi masakannya.
"Kulakan saya sudah mahal, kepala kambing itu satunya Rp 150 ribu, kok ada yang mengatakan tengklengnya mahal. Karena bahannya sudah mahal," ucapnya.(detik)