GELORA.CO -Ada tiga pekerjaan rumah (PR) yang bakal dihadapi KH Yahya Cholil Staquf, usai terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026, dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung, Jumat (24/12).
Sejumlah PR tersebut adalah penguatan institusi, menjadi lokomotif dalam melakukan transformasi digital di era society 5.0, dan pembenahan manajemen sumber daya manusia (SDM) baik warga Nahdliyin maupun masyarakat pada umumnya.
“NU tidak hanya sekadar melakukan transformasi digital, tetapi lebih dari itu yakni melakukan penguatan SDM untuk menjawab tantangan zaman,” kata tokoh muda Nahdlatul Ulama, Maman Imanulhaq, dalam keterangannya yang dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (24/12).
Sesuai dengan tantangan Presiden Joko Widodo yang dikemukakan saat membuka Muktamar NU, kata Maman, Gus Yahya sapaan Yahya Cholil Staquf juga harus mampu menafsirkan serta menjawab harapan Presiden baik di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan.
"Soal transformasi digital, manuskrip-manuskrip kuno, kitab-kitab tradisional segera didigitalisi sehingga NU memiliki e-book yang bisa lebih dimanfaatkan oleh publik," kata dia.
Sementara di bidang SDM dengan potensi yang sangat besar dan melimpah, Gus Yahya diharapkan mampu menginventarisasi potensi tersebut dan menempatkan sesuai bidang dan keahlian yang mereka miliki untuk kemajuan NU demi peradaban dunia lebih baik.
"NU adalah rumah besar, tempat berjuang bersama semua kalangan yang memiliki prinsip ideologi Islam ahlussunah wal jamaah dan memiliki komitmen keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan," ujarnya.
Di samping sejumlah PR besar yang menanti Gus Yahya, Maman mengapresiasi Muktamar NU dapat berlangsung demokratis dan lancar. Meski diwarnai perdebatan alot hingga sedikit memanas, gelaran pesta 5 tahunan NU sukses dan melahirkan nahkoda baru kepengurusan PBNU.
"Selamat kepada KH Miftachul Akhyar dan Gus Yahya yang telah terpilih menjadi Rais Aam dan Ketum PBNU, lima tahun ke depan. Semoga di bawah kepemimpinannya NU semakin besar dan bermanfaat untuk Indonesia dan dunia," ujar Maman.
"Terima kasih kepada KH Said Aqil Siradj atas pengabdian yang sangat konstruktif dan siginifikan bagi NU dan Indonesia," pungkas anggota DPR RI Komisi VIII tersebut.
Pemilihan Ketua Umum PBNU berlangsung dramatis sejak Kamis malam hingga Jumat pagi. Gus Yahya akhirnya memenangkan pemilihan Ketua Umum PBNU dalam sidang Muktamar ke-34 di Lampung, Jumat (24/12).
Mantan Jubir Presiden RI di era Gusdur tersebut menyisihkan petahana KH Said Aqil Siradj dalam pemilihan yang digelar secara voting.
Sebelumnya para ulama yang dipilih muktamirin sebagai AHWA (Ahlu Halli Wal Aqdi) telah memutuskan secara musyawarah untuk menunjuk KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026. (RMOL)