GELORA.CO - Nama rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Reini Wirahadikusumah viral di media sosial.
Bagaimana tidak, dua foto rektor ITB telah dijadikan aset digital dalam bentuk non-fungible token (NFT).
Hingga berita ini terbit pada Kamis (11/11/2021), tidak diketahui siapa pengunggah dua foto rektor ITB tersebut.
Foto rektor ITB yang viral itu dijadikan aset NFT diduga sebagai bentuk protes dari mahasiswa ITB.
Melansir dari OpenSea, akun pengunggah foto tersebut bergabung ke OpenSea sejak Mei 2021.
Sebagai informasi, OpenSea merupakan sebuah lokapasar atau marketplace tempat orang-orang bertransaksi aset digital.
Dilansir melalui lokapasar OpenSea, terdapat dua unggahan foto rektor ITB. "Ibu Rektor Tercinta #1" dan "Ibu Rektor Tercinta #2," tulis pengunggah sebagai keterangan dua foto rektor ITB tersebut.
Dalam foto yang beredar di lokapasar OpenSea, terlihat rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah yang tengah mengenakan jas almamater kebanggaan ITB.
Foto pertama menampilkan sampai sebatas kaki rektor ITB. "Foto berwarna ibu rektor tercinta, Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, MSCE, PhD, dengan resolusi 3260x4308 96 dpi." kutip BeritaHits.id dari deskripsi foto pertama.
Sementara itu, foto kedua merupakan foto berukuran 3x4 berlatar biru. "Foto berwarna ibu rektor tercinta, Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, MSCE, PhD, dengan resolusi 3260x4308 96 dpi." kutip BeritaHits.id dari deskripsi foto kedua.
Foto rektor ITB yang dijadikan aset NFT (Tangkapan layar OpenSea) |
Foto rektor ITB yang diunggah di lokapasar Opensea itu setidaknya telah dilihat sebanyak 1600 kali oleh warganet.
Foto tersebut diunggah diduga sebagai bentuk protes mahasiswa ITB terhadap rektor.
Hal itu lantaran deskripsi akun yang mengunggah dua foto itu terlihat berisi sarkasme dan kritikan.
"Masuk ke ITB, kukira aku akan mendapati kesempatan yang berimbang bagi semua. Tanpa melihat seperti apa aku dahulu, tanpa melihat rupa dan dari mana aku berasal, juga tanpa melihat seberapa banyak materi yang kumiliki. Padahal setahuku, setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Kukira juga, hati seorang ibu memiliki ketulusan yang tak terbatas pada anak-anaknya. Memberi apa yang dibutuhkan bagi anaknya untuk berkembang, sesuai apa yang sudah menjadi haknya, untuk menjelajah seisi kota dan dunia; untuk tinggal dan berbuat demi masa yang jauh lebih baik." tulis pemilik akun ITB1920.
"Namun apa yang kulihat nyatanya berbeda. Ibuku mengelak saat diajak bicara, ibuku lebih memilih tersenyum pada dunia dan berpaling dari anaknya. Menganggap kita tiada, menganggap kita bukan manusia nyata. Materiku diambil tanpa terasa berguna, aku merasa hampa. Aku merasa berduka, kesempatanku dan penerus bangsa kurasa sudah tiada; aku rasa kami telah dianggap mati sejak lama." lanjut deskripsi dari akun tersebut.
Kedua foto yang dijadikan aset NFT itu hanya memberi opsi penawaran. Orang-orang yang tertarik pun harus mengajukan penawaran harga. [suara]