GELORA.CO -Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp 510 miliar untuk pembangunan enam rumah susun (rusun) pada 2022. Diketahui, rusun ini salah satunya diperuntukkan buat korban gusuran.
Hal ini disampaikan oleh anggota DPRD DKI Jakarta F-PDIP Agustina Hermanto atau Tina Toon dalam Rapat Paripurna Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Rancangan Perda tentang APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2022 hari ini. Adapun lokasi pembangunan rusun di wilayah Cakung Barat, Jalan Tongkol, Kelapa Gading, Padat Karya Jakarta Utara, PIK tahap II, dan Pulo Jahe.
"Terkait pembangunan rumah susun, tahun ini Pemerintah Provinsi menganggarkan sebesar Rp 510 miliar untuk pembangunan enam rumah susun," kata Tina Toon, Selasa (16/11/2021).
Di sisi lain, Tina Toon menyebut rencana pembangunan rusun masih jauh dari target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022. Dalam RPJMD, Gubernur Anies mencanangkan pembangunan 250 ribu unit hunian dalam kurun waktu 5 tahun.
"Pembangunan ini kami rasa masih jauh dari ideal mengingat dalam RPJMD 2017-2022, Bapak Gubernur mencanangkan akan membangun 250 ribu unit hunian bagi warga DKI Jakarta," tegasnya.
PDIP juga menyoroti sejumlah rusun yang rampung dibangun tapi tak kunjung dihuni. Tina Toon meminta agar rusun segera diisi.
"Kami juga mengimbau kepada Gubernur Anies Baswedan untuk segera mengoptimalkan rumah-rumah susun yang sudah selesai namun masih belum ada penghuninya, terutama yang dibangun oleh pemerintah pusat, sehingga bisa segera dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan," imbuhnya.
Penjelasan Wagub DKI soal Rusun di 2022
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membenarkan perihal rencana pembangunan enam rusun. Dia menyebut rencananya rusun tersebut akan diprioritaskan bagi warga korban gusuran dan warga tak mampu.
"Semua diperuntukkan termasuk untuk korban gusuran, untuk masyarakat tidak mampu. Jadi rusun ini untuk kepentingan warga Jakarta. Tentu ada yang diprioritaskan, warga gusuran diprioritaskan, warga tidak mampu menjadi prioritas," ujar Riza seusai rapat di DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Riza mengakui pembangunan rusun memang terkendala biaya sehingga meleset dari target RPJMD 2017-2022. Untuk itu, dia meminta kerja sama seluruh pihak dalam membangun rusun.
"Tentu rusun yang ada masih kurang. Target kita kan banyak sekali sementara kita kan memiliki keterbatasan terhadap pembiayaan. Jadi, sekalipun DKI Jakarta memiliki APBD yang terbesar di provinsi di seluruh Indonesia, tetap saja kebutuhan kita masih jauh dari APBD yang kita miliki, apalagi kita ingin memenuhi kebutuhan rumah bagi warga Jakarta. Itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit," imbuhnya.(detik)