Suara-suara Penolakan Reuni 212

Suara-suara Penolakan Reuni 212

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Persaudaraan Alumni (PA) 212 berencana menggelar Reuni 212 di Monas. Suara-suara penolakan terhadap Reuni 212 pun bergema.

Rencana itu disampaikan Ketua Umum PA 212, Slamet Ma'arif. Slamet mengatakan Reuni 212 rencananya digelar pada 2 Desember mendatang.

"Insyaallah (Reuni 212 digelar Desember 2021)," kata Slamet saat dimintai konfirmasi, Kamis (4/11/2021).

Slamet mengatakan acara reuni itu akan digelar pada 2 Desember. Saat ini pihaknya sedang merumuskan acara tersebut.

"Tinggal bentuk acara yang sedang kita musyawarahkan," jelasnya.

Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin, menyebut pihaknya berencana menggelar Reuni 212 di Monas. Persiapan terus dimatangkan.

"Insyaallah jadi untuk reuni akbar 212 dan untuk tempat seperti biasanya di Monas," ujar Novel Bamukmin.

Pemprov DKI Tegaskan Monas Belum Dibuka
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meminta panitia memikirkan lagi rencana Reuni 212 digelar di tengah pandemi. Dia mengatakan Jakarta belum aman dari penyebaran Corona.

"Sampai saat ini belum di buka untuk umum," kata Kepala UP Monas, Isa Sarnuri, saat dimintai konfirmasi.

Suara Penolakan
Rencana Reuni 212 digelar di tengah pandemi Corona ini kemudian mendapat penolakan dari banyak pihak. Legislator PDIP Rahmad Handoyo menyebut kegiatan tersebut tak akan mendapat izin karena mengundang massa dalam jumlah besar.

"Apapun kegiatan baik reuni maupun apapun yang mengundang masa dalam jumlah besar tentu tidak diizinkan atau lebih tepatnya belum diizinkan. Mengingat mengundang masa dalam jumlah besar tentu potensi pelanggaran prokes (protokol kesehatan) sangat besar dan tentu potensi klaster COVID bisa muncul kembali," kata Rahmad.

Rahmad mengatakan prioritas utama saat ini adalah meningkatkan kepatuhan terhadap prokes pencegahan Corona. Dia meminta vaksinasi Corona dapat disukseskan.


"Kita harus ingat bulan Juli-Agustus lalu ribuan umat tiap hari umat berguguran karena COVID-19, ini tidak boleh terjadi lagi," ujarnya.


PPP menyinggung tujuan Reuni 212. PPP menilai umat Islam harus melihat manfaat dan mudarat berkumpul dalam jumlah besar di tengah pandemi.

"Bagi PPP, rencana PA 212 bereuni di awal Desember itu tidak perlu dipermasalahkan sebagai bagian dari hak berkumpul dan menyampaikan pendapat yang dijamin konstitusi," kata Waketum PPP Arsul Sani.

"PPP yakin bahwa umat Islam ketika menjelang pelaksanaan juga akan melihat 'manfaat dan mudaratnya' dari berkumpulnya banyak orang, utamanya dengan akan melihat situasi pandemi COVID-19 pada saat akan pelaksanaan," sambungnya.

PKS meminta Reuni 212 digelar secara virtual. Menurut PKS, semua pihak harus berhati-hati saat akan membuat kegiatan di tengah pandemi Corona.

"Bisa virtual," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan.
Mardani menilai acara-acara bertajuk 'reuni' sebenarnya bagus. Dia menilai reuni dapat menjadi momen mengingat dan mengenang kebaikan semua.

"Tapi di masa pandemi, semua mesti hati-hati melakukan perkumpulan. Pemda DKI pasti akan memberikan masukan yang terbaik," ucapnya.

Janji PA 212
Ketua PA 212, Slamet Ma'rif, mengatakan pihaknya masih berpikir keras terkait Reuni 212. Slamet mengaku ingin Reuni 212 digelar sukses tanpa ekses.


"Kami justru tidak hanya sedang berpikir ulang tapi malah berpikir keras dan berulang-ulang agar acara reuni 212 berjalan sukses tanpa ekses," kata Slamet.

Slamet menegaskan bentuk acara serta tempat pelaksanaan reuni akbar tersebut masih dalam pembahasan internal. Lewat reuni 212 itu, dia ingin agar spirit serta nilai perjuangan 212 terjaga di Indonesia sampai dunia.

"Bentuk acara dan tempat masih digodog intensif," ucapnya.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita