GELORA.CO - Pemerintah butuh dana besar untuk mengatasi ancaman yang lebih nyata dari pandemi Covid-19. Tak lain adalah perubahan iklim (climate change) yang menjadi persoalan global.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dana yang dibutuhkan sebanyak US$ 270 miliar atau setara dengan Rp 3.834 triliun (kurs Rp 14.200/US$). Anggaran yang sangat besar dan tidak bisa hanya mengandalkan APBN saja.
"Untuk mengurangi energi karbon kami membutuhkan anggaran US$ 270 miliar yang tidak akan tercukupi hanya dari anggaran kami dan pihak swasta dalam negeri. Butuh partisipasi dan dukungan global," ujarnya dalam webinar ADBIakhir pekan lalu.
Ia menjelaskan, anggaran ini dibutuhkan untuk bisa mengurangi energi karbon hingga 29%-41% pada tahun 2030 mendatang.
Untuk mengumpulkan anggaran penanganan perubahan iklim ini, ia menyebutkan pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan. Diantaranya surat utang hijau atau green sukuk.
"Kami tidak hanya menggunakan sukuk hijau yang sudah ada sejak 2018. Sukuk yang kamu sediakan sangat kompetitif. Juga ada obligasi konvensional," kata dia.
Tapi itu saja dinilai tidak cukup. Oleh karenanya, ia berharap komitmen negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mengatasi perubahan iklim bisa segera diimplementasikan.
"Komitmen negara maju sediakan US$ 100 miliar untuk membiayai adaptasi iklim itu belum dihadirkan. Ini penting untuk bisa mengatasi masalah iklim," pungkasnya. [cnbc]