GELORA.CO - Selandia Baru akan mengakhiri pembatasan akibat virus Corona mulai 3 Desember 2021. Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan negara ini akan mengadopsi sistem untuk hidup berdampingan dengan virus Corona.
Hingga Agustus, sebagian besar wilayah di Selandia Baru masih bebas Covid-19. Namun varian Delta yang sangat menular membuat angka kasus terus naik. Ardern pun akhirnya meninggalkan strategi eliminasi dan beralih memperlakukan virus sebagai endemik.
Auckland yang merupakan kota terbesar di Selandia Baru telah dikunci selama lebih dari 90 hari. Baru-baru ini pemerintah mulai melonggarkan pembatasan.
"Kenyataannya adalah Delta tetap ada. Selandia Baru siap mengatasinya karena tingkat vaksinasi yang tinggi dan langkah-langkah keamanan terbaru kami," kata Ardern dalam sebuah pernyataan.
Sistem baru akan membagi wilayah menjadi daerah merah, oranye atau hijau tergantung pada tingkat paparan Covid-19 dan tingkat vaksinasi. Auckland, pusat wabah Delta, akan mulai dengan warna merah, mewajibkan penggunaan masker dan membatasi pertemuan di tempat-tempat umum.
Ardern mengatakan sekitar 83 persen warga Selandia Baru yang memenuhi syarat telah divaksinasi penuh. Sebanyak 88 persen telah mendapatkan suntikan pertama.
Selandia Baru telah memberlakukan beberapa pembatasan pandemi yang paling ketat untuk membatasi penyebaran Covid-19. Negara berpenduduk 5 juta sejauh ini telah melaporkan sekitar 7.000 kasus secara keseluruhan dan hanya 39 kematian.
Perbatasan internasionalnya masih ditutup dan tidak jelas kapan akan dibuka kembali. Air New Zealand (AIR.NZ) mengatakan telah membatalkan lebih dari 1.000 penerbangan ke Australia hingga akhir tahun karena ketidakpastian perbatasan.
Selandia Baru mengakhiri perjalanan bebas karantina dengan Australia pada Agustus setelah ditemukannya varian Delta di sana. Pembatasan tetap tertutup rapat.
"Ini akan menjadi berita yang sangat sulit bagi keluarga dan teman yang berharap bertemu saat Natal," kata Chief Customer and Sales Officer Air New Zealand Leanne Geraghty. [tempo]