GELORA.CO -Partai Demokrat menanggapi isu bisnis PCR yang menyeret nama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Tapi, Demokrat menyebut ada pejabat lain yang juga terseret.
Demokrat menyebut pejabat lain selain Luhut itu, 'kecoak'. Tanggapan Luhut dan 'kecoak' soal bisnis isu PCR itu disampaikan Demokrat melalui video.
Video itu beredar di Twitter, seperti dilihat detikcom, Jumat (12/11/2021). Setelah ditelusuri, video tersebut juga diunggah oleh elite PD Andi Arief.
Video itu diawali tulisan 'Akan Sampai Di Mana, Lord Luhut?' di bagian kiri atas video. Di sebelah kanan video ada karikatur Luhut.
Demokrat menyebut Luhut telah menciptakan teori baru bahwa pejabat publik boleh berbisnis. Demokrat memanggil Luhut dengan sebutan Lord Luhut.
"Dia telah menciptakan teori baru dalam etika pejabat publik bahwa seorang pejabat boleh berbisnis. Sebab tak niscaya mencari untung, tapi demi pengabdian. Ia tunjukkan kepada dunia bahwa ada perusahaan dengan segala investasi dan asetnya dan tak peduli dengan margin," kata Demokrat seperti dalam video.
"Itulah sebabnya kita memanggilnya Lord Luhut. Sebab ia tahu cara membalikkan hukum alam, dan ia begitu kukuh atas niat baik yang dimilikinya," imbuhnya.
Tapi, menurut PD, Luhut setidaknya tidak memalingkan muka atas isu ikut bisnis PCR. Demokrat yakin pejabat lain yang mereka sebut kecoa tidak akan berani mengklarifikasi isu terlibat bisnis PCR.
"Tapi setidaknya Luhur Binsar Pandjaitan tak memalingkan muka. Ia hadapi semua gunjingan itu dengan wajah tegak. Bandingkan dengan kecoa-kecoa lain yang disebut Tempo sebagai pejabat penikmat cuan tes PCR. Mana berani mereka keluar menghadapi itu? Sedang di mana akhlaknya?" ucap PD.
Namun demikian, Demokrat menjelaskan bahwa yang mereka persoalkan bukan tujuan Luhut. PD juga mengulas bagaimana kepemimpinan Soeharto saat menjadi Presiden RI.
"Kami tak ragukan ketulusan Anda membantu Presiden Jokowi memajukan bangsa ini. Yang kami persoalkan adalah penumpukan niat baik itu. Karena apa kurangnya Pak Harto dalam hal niat baik kepada bangsa ini.
Tetapi menjadikan dirinya satu-satunya saluran resmi niat baik, di lorong itulah iblis bersemayam, dan iblislah yang paling tahu cara menggoda manusia," papar PD.
"Dialah (iblis) yang paling tahu 'urat geli' seorang pengusaha ketika melihat lautan supply and demand. Apalagi jika pengusaha itu adalah penguasa. Maka sempurnalah rangsangan dopamin di kepalanya untuk mengutak-atik kebijakan dan cara halus mengalirkan cuan," lanjutnya.
Lantas siapa pejabat kecoak yang dimaksud ?
Elite PD Andi Arief menjelaskan kecoak yang dimaksud Demokrat adalah pejabat yang tidak gentle mengakui terlibat bisnis PCR. PD sendiri menilai Luhut gentle, karena berani mengakui ikut berbisnis PCR.
"Kecoak itu yang nggak gentle. Luhut gentle," kata Andi Arief saat dimintai konfirmasi.
Namun demikian, Andi Arief enggan menyebutkan identitas pejabat kecoak dimaksud. Yang pasti, pejabat kecoa bukanlah Luhut.
"Selain Luhut," kata Andi Arief.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PD itu menilai pejabat kecoak tersebut harus mundur dari jabatannya karena tidak berani mengakui terlibat bisnis PCR.
"Secara etik mundur, gagal memberi dinding antara api dan tembok bisnis kekuasaan," terang Andi Arief.
Simak isu keterlibatan Luhut-Erick terkait bisnis PCR
Isu keterlibatan pejabat pemerintahan dalam bisnis PCR mencuat seminggu ini. Isu tersebut bahkan sampai menyeret nama KPK, di mana ada dua menteri yang dilaporkan ke KPK terkait isu bisnis PCR ini, yakni Luhut dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Luhut, melalui juru bicaranya, Jodi Mahardi mengakui terlibat bisnis PCR. Jodi menjelaskan bahwa Luhut memang diajak oleh beberapa kelompok pengusaha membentuk Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Jodi mengklaim keikutsertaan Luhut membentuk GSI dilakukan untuk membantu penyediaan tes COVID-19, bukan untuk mencari untung di masa pandemi. GSI sendiri terbentuk di awal pandemi saat penyediaan tes COVID-19 jadi kendala besar di Indonesia.
"Terkait GSI, Jadi pada waktu itu, Pak Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan test covid dengan kapasitas test yang besar. Karena hal ini dulu menjadi kendala pada masa-masa awal pandemi ini adalah salah satu kendala," ungkap Jodi kepada detikcom, Senin (1/11/2021).
Sama halnya dengan Luhut. Erick Thohir mengklarifikasi isu terlibat bisnis PCR melalui staf khususnya, Arya Sinulingga. Arya membantah bosnya terlibat bisnis PCR.
"Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR itu isunya sangat tendensius," kata Arya Sinulingga kepada wartawan, Selasa (2/11/2021).(detik)