GELORA.CO - Nama Stafsus BPIP Romo Benny Susetyo ramai dikecam usai dianggap ikut campur dalam permasalahan MUI. Di satu sisi dia merupakan pastor yang dianggap harus tahu batasan mana yang bisa dikritisi dan tidak.
Terkait hal ini pengamat politik Rocky Gerung pun angkat suara. Meski dahulu merupakan teman sesama pendiri Setara Institute dengan Romo Benny, Azyumardi Azra, Gus Dur, dan lainnya, Rocky menyayangkan sikap beliau. Tak segan Rocky bahkan menyebut Romo Benny bodoh.
Sekadar diketahui publik mulai menyoroti Romo Benny karena dia meminta agar MUI berbenah karena sudah menjadi sarang kelompok radikal. Ini ada kaitannya dengan penangkapan tiga ulama oleh Densus 88 di Bekasi belum lama ini.
Rocky lantas mengurai siapa Romo Benny tersebut. Menurutnya, seharusnya dengan pengetahuan luas soal HAM yang dimilikinya tak seharusnya beliau merilis ucapan tersebut. “Dia dari dulu aktivis, dia Romo yang ikut perubahan politik di Indonesia, mengasuh mahasiswa dan LSM-LSM di bawah tanah,” kata Rocky di saluran Youtubenya dikutip Hops.id, Selasa 23 November 2021.
Romo Benny kemudian berevolusi menjadi tokoh publik, dan sama-sama mendirikan Setara Institut. Namun sayang, kata Rocky, kini dia ketagihan politik. Padahal seharusnya orang sekelas Romo Benny hanya jadi pemantau saja dan bukan lagi jadi aktor.
Terlebih saat ini Romo Benny masuk di BPIP yang seharusnya bisa menuntun bangsa ini dan bisa menyehatkan secara ideologi.
Hal berbeda justru kini dipertontonkan Romo Benny. Dia justru disebut Rocky malah membuat kekacauan dan merusak tatanan yang sedang dibangun.
Padahal di satu sisi ada ketegangan etnis, rasial, dan agama yang tetap berlangsung karena Presiden Jokowi tak mampu menghasilkan persaudaraan berbasis warga negara.
“Nah Romo Benny nambahin itu, jadinya kan ini tambah panas. Artinya BPIP menggaji orang yang tak bermutu, karena BPIP malah memproduksi kontroversi yang justru bikin keresahan sosial makin melebar,” katanya.
“Ini bahaya dan dungunya. Dan Romo Benny bikin jengkel. Harusnya Benny punya wisdom, bisa antisipasi, tapi dia malah bodoh dengan mengucapkan itu,” katanya lagi.
Rocky justru menyatakan, akibat pernyataan Romo Benny, di dunia politik terjadi sikap saling mencurigai. Termasuk dengan dirinya, yang mencurigai jangan-jangan ada gerakan semi intelijen di dalam tubuh BPIP.
“Jangan-jangan dia ada semi intelijen yang sengaja menyusupkan pikiran-pikiran kontroversial dan akhirnya berkembang ke situ,” kata Rocky.
Tak berkaca pada romo-romo lain
Pada kesempatan itu, Rocky lantas membandingkan sikap Romo Benny dengan Romo Mangunwijaya dan Romo Franz Magnis Suseno. Menurut Rocky mereka jauh lebih pintar dari Romo Benny karena mampu mensublimasi problem ke dalam bahasa.
Dan bukan malah menantang pihak-pihak lain. Karena dengan begitu, terlihat jelas jika ada watak buruk yang menunjukkan bahwa pengasuh politiknya selama ini bermasalah.
“Soal ini kita ikuti Romo magnis, walau suka bicara kekuasaan tapi ada batasnya, dia bicara akademis dan filosofis. Sedangkan Benny punya masalah tak mampu menterjemahkannya, dan malah menjadi politis.”
Rocky juga bilang mewakili dari teman-temannya se Indonesia yang muak dan marah pada Romo Benny. Karena beliau dianggap seharusnya sudah tuntas dengan permasalahan HAM, dan sangat tahu sejarah soal HAM, serta menjunjung tinggi keberagaman. [hops]