GELORA.CO -Keputusan mundur Teddy Sulistio dari jabatan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga menjadi keprihatinan tersendiri di kalangan sayap partai.
Terlebih, Teddy yang merupakan putra dari politikus senior PDIP Salatiga, Djatmiko Wardoyo, itu telah berkiprah selama 2 dekade terakhir.
Apa yang terjadi saat ini, menurut Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Wisnu, ibarat nasi sudah menjadi bubur. Mewakili BMI PDIP Salatiga, ia hanya berharap elite PDIP bisa menjadikan bubur lebih enak rasanya dari pada nasi.
"Pengurus PAC, Fraksi PDIP di DPRD Salatiga (diharapkan) bisa mengolah bubur ini lebih enak. Mundurnya Pak Teddy, itu urusan elite silakan, tapi ini anak-anak jangan dilepas," ucap Wisnu, dikutip Kantor Berita RMOLJateng.
Hampir sebulan sejak mundurnya Teddy Sulistio, diakuinya lini bawah termasuk BMI PDIP Salatiga merasa tidak di-uwong-kan hingga memunculkan rasa jengkel dan marah.
"SDM Fraksi dan PAC saling cari aman sendiri-sendiri. Seharusnya, Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit bisa mengayomi, yang ada kayak di lepas gitu aja. Kita gak akan demo. Kita mencari solusi," harapnya.
Bahkan hingga saat ini Satgas, BMI, PAC, serta Anak Ranting PDIP Salatiga tetap beranggapan jika Teddy Sulistio masih sebagai Ketua DPC PDIP Salatiga hingga masa jabatan berakhir pada 2025.
"Artinya, ketika jabatan Pak Teddy yang harusnya habis 2025 mau diganti silakan saja. Tapi ini lain, belum habis periodenya, kami tetap beranggapan beliau adalah pemimpin kami," tuturnya.
Yang penting saat ini, lanjut dia, seluruh militan PDIP di lini bawa ke tetap bisa berkomunikasi dengan Teddy Sulistio.
Soal spanduk dukungan yang terpasang di sejumlah titik di Salatiga dinilai sebagai upaya lini bawah menolak pengunduran diri Teddy Sulistio hingga tugas partai tuntas.(RMOL)