Prihatin dengan Masa Depan TNI, Amien Rais: Melupakan Tugas dan Terbuai dengan Arahan Rezim

Prihatin dengan Masa Depan TNI, Amien Rais: Melupakan Tugas dan Terbuai dengan Arahan Rezim

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Jenderal Andika Perkasa menjadi calon tunggal Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Kepastian ini setelah Surat Presiden Jokowi untuk calon Panglima TNI diterima oleh pimpinan DPR.

Nah beberapa hari sebelum calon Panglima TNI akhirnya resmi diajukan ke DPR, pendiri Partai Ummat, Amien Rais sudah punya pesan khusus kepada calon Panglima TNI.

Amien mengaku prihatin dengan masa depan TNI dan Polri yang kok ia lihat makin tertarik pada arus politik dan kepentingan rezim yang berkuasa saat ini ya. 

Dalam video pesannya kepada Panglima TNI yang baru, Amien mengatakan sudah lama gusar dengan TNI dan Polri yang makin menjauh dari rakyat.

“Sesunggughnya sudah lama saya menaruh keprihatinan pada masa depan TNI dan Polri mengapa? Saya perhatikan pimpinan teras TNI Polri secara perlahan tapi pasti melupakan tugas profesionalnya dan mulai terbuai dengan arahan rezim yang berkuasa ini,” ujar Amien di akun Instagramnya, dikutip Rabu 3 November 2021.

Amien mencermati rezim berkuasa saat ini ingin menjadikan TNI Polri sebagai semacam alat politik untuk melestarikan kepentingan politik penguasa dan terasa semakin jauh dari rakyat.

Amien mengatakan TNI maupun Polri adalah alat negara. Kesetiaan puncak keduanya adalah pada negara, bukan pada pemerintah.

“Pemerintah yang konsekuen menjalankan ideologi negara (Pancasila), Bhineka Tunggal Ika UUD 1945 dan benar-benar menjaga NKRI, pemerintah itu otomatis harus didukung, dilindungi dan dibela oleh TNI dan Polri,” katanya.

Namun, kata dia loyalitas TNI dan Polri pada Pemerintah bersifat fakultatif, tergantung apakah pemerintah masih lurus atau sudah menyeleweng dari Pancasila dan UUD 1945. Karena itu, bila ada pemerintah yang bergeser dari rel yang benar, TNI dan Polri akan mencabut loyalitas mereka, secara otomatis.

“Karena TNI dan Polri punya loyalitas wajib, yakni pad bangsa dan rakyat Indonesia. Kepentingan bangsa adalah juga kepentingan TNI dan Polri dan sama sekali tidak ada cerita TNI dan Polri membela salah satu golongan, partai, agama, suku atau etnik tertentu,” katanya.

Selian itu Amien mengingatkan pimpinan TNI Polri jangan sampai membuka peluang terseret dalam kepentingan politik sesaat.

“Ada sebuah rumus mutlak yang harus selalu kita ingat yaitu begitu TNI Polri ikut campur tangan politik praktis, ikut power politics partai-partai, maka secara otomatis TNI dan Polri pecah ke dalam. Pasti, tidak bisa tidak,” kata Amien. [hops]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita