GELORA.CO - Didasari keprihatinan banyaknya putra-putri bangsa yang belajar Islam ke Barat menjadi salah satu dasar bagi PKS Madina menggelar Lomba Baca Kitab Kuning 2021.
Lomba Baca Kitab Kuning Tingkat Daerah 2021 digelar DPD PKS Mandailing Natal (Madina) Sumut di Sekretariat PKS Madina, Kota Panyabungan, Minggu (21/11).
Kitab yang dibaca adalah Kitab Fathul Mu’in Karya Syaikh Zainudin Abdul Aziz Al Malbary.
Ketua DPD PKS Madina Wahidin Arjun Rambe Lc dalam sambutannya menyebutkan, lomba baca kitab kuning ini dibuat berjenjang mulai dari daerah, provinsi hingga ke pusat.
“Sebelumnya lomba ini tidak terkoordinir. Daerah buat sendiri. Provinsi buat sendiri. Dan Pusat buat sendiri,” katanya.
“Maka beberapa bulan lalu, kita ada rapat antara daerah dan provinsi. Kita mengusulkan agar dibuat berjenjang. Dan dikasih waktu di setiap jenjang agar bisa mempersiapkan diri. Alhamdulillah usulan kita diterima,” jelasnya lagi.
Untuk Lomba Baca Kitab Kuning Tingkat Daerah 2021 Madina padamulanya direncakan digelar Kamis (18/11). Namun karena sesuatu hal, akhirnya digelar pada Minggu (21/11).
”Untuk tingkat provinsi akan digelar pada 28 November. Dan nanti 8 Desember digelar di tingkat pusat,” katanya.
Wahidin Arjun Rambe menyebutkan, untuk pemenang provinsi, juara pertama akan mendapat hadiah Rp10 juta dan juara berikutnya disesuaikan.
Sementara lomba baca kitab kuning tingkat pusat, hadiah utamanya adalah tiket umrah.
Dan jika tidak mau berangkat umrah bagi juara pertama ini, maka bisa diganti dengan uang senilai Rp30 juta.
“Saya yakin kita punya cita-cita yang sama. Ingin Madina meraih yang terbaik di tingkat nasional. Karena putra Madina pernah meraih juara terbaik tingkat nasional,” jelasnya.
“Maka wajar saja. Apalagi Madina sudah terkenal sebagai daerah ponpes. Banyak di Madina ini pondok pesantren. Ponpes di Madina ada sebanyak 23 atau sebanyak jumlah kecamatan di Madina,” jelasnya lagi.
Ustadz Wahidin menyebutkan, tujuan diadakannya lomba ini untuk mendorong putra-putri bangsa agar lebih semangat mempelajari kita kuning. Karena sesungguhnya dasar-dasar pengatahuan Islam itu ada di kitab kuning.
“Maka sungguh aneh banyak putra-putri bangsa ini belajar Islam ke barat. Ada memang putra-putri bangsa ini yang belajar Islam ke barat. Dikasih beasiswa lagi,” katanya.
Ada yang belajar Islam ke Kanada, Belanda, Jerman dan negara-negara barat lainnya.
“Tapi jangan silap di sana guru atau dosennya adalah pendeta Kristen dan pendeta Yahudi. Coba kita bayangkan apa tujuannya. Yang kita pelajari di Al Azhar Mesir, bahwa salah satu tujuannya adalah fi tasfiqil Islam,” tegasnya.
“Mereka cari celah-celah, menurut mereka apa yang tidak bagus di Islam ini. Mereka buat sebuah perguruan tinggi. Mereka sebarkan itu melalui perguruan tinggi resmi,” katanya lagi.
Dan herannya menurut Ustadz Wahidin, banyak putra-putri umat Islam dari berbagai negara datang untuk mempelajari itu ke Negara barat.
“Dan saat pulang ke negaranya, bukannya menyelesaikan masalah umat Islam tapi rata-rata menambah PR para ulama-ulama kita. Menambah PR umat Islam. Silahkan belajar ke barat, tapi jangan belajar Islam,” tegas alumni Al Azhar Kairo ini.
“Kalau dapat beasiswa dari Kanada (belajar Islam), jangan bangga. Itu artinya Anda akan mencalonkan diri sebagai antek orang-orang yang tidak senang dengan Islam,” jelasnya
“Di sana dipelajari islam bukan untuk diamalkan, tapi adalah dicari celah kelemahannya. Fi tasfiqil Islam. Dan ini kita pelajari di Al Azhar,” jelasnya lagi.
Ustadz Wahidin menambahkan, dengan digelarnya kegiatan ini sebagai motivasi atau stimulus kepada seluruh anak bangsa tanpa terkecuali untuk lebih giat mempelajari kitab kuning.
Dengan digelarnya lomba ini, DPD PKS Madina berharap partai lain di Madina juga menggelar hal sama. Begitu juga instansi pemerintah resmi.
“Kalau selama ini sudah dibuat oleh pemerintah dalam hal ini oleh Depag. Tapi ya perlu lebih besar lagi Insya Allah,” jelasnya.
Adapun acara Lomba Baca Kitab Kuning ini dibuka oleh Bupati Madina diwakili oleh Plt Kadis Pendidikan Arbiuddin Syahputra Hakim Harahap SSTP MM.
Untuk juara pertama memperoleh hadiah Rp3 juta dan tropy. Juara kedua memperoleh hadiah Rp2,5 juta dan tropy. Dan juara ketiga mendapat hadiah Rp2 juta dan tropy.
Sementara Harapan 1 mendapat hadiah Rp1 juta dan tropy. Harapan 2 mendapat hadiah Rp750 ribu dan tropy. Harapan 3 mendapat hadiah Rp500 ribu dan tropy.
Dewan Juri antara lain Ustadz Maratua Lc MA, Ustadz Zulkarnain, Ustadz Soharuddin, Buya Syamsir, Ustadz Naim, Ustadz Suhaimi Lc MA.[pojoksatu]