GELORA.CO -Desakan pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) diyakini hanya sebatas 'gertak sambal' dari pihak-pihak yang ingin membuat gaduh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebab, tidak ada alasan untuk membubarkan MUI. Eksistensi MUI sebagai lembaga yang menghimpun para ulama dari berbagai Ormas Islam masih sangat diperlukan.
Walaupun tidak mengikat, fatwa MUI dapat memandu umat Islam dan salah satu referensi bagi pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan.
Demikian disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu (24/11).
"Contoh yang terakhir adalah fatwa tentang vaksin, vaksinasi, dan ibadah selama masa pandemi Covid-19. Keberhasilan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 sebagiannya ditentukan oleh fatwa MUI dan ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU, dan lain-lain," kata Abdul Mu'ti.
Menurut Abdul Mu'ti, sebagai wadah berhimpun, MUI masih diperlukan. Tegas di dalamnya para tokoh dari berbagai ormas dapat bersilaturrahim.
Atas dasar itu, Abdul Mu'ti mengapresiasi pernyataan mantan Ketua Umum MUI Prof Din Syamsuddin yang siap pasang badan dan turun ke jalan menentang desakan pembubaran MUI.
"Saya mengapresiasi pernyataan Pak Din. Meskipun saya yakin Pak Din tidak akan turun ke jalan karena tidak ada yang benar-benar berani membubarkan MUI. Yang mau membubarkan itu hanya gertak sambal saja," pungkasnya.
Desakan pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari pihak-pihak tertentu tidak perlu ditanggapi serius. Namun, jika desakan tersebut benar dan serius adanya, mantan Ketua Umum MUI Profesor Din Syamsuddin siap turun ke jalan bersama umat Islam untuk menentang desakan itu.
"Siapapun mereka yang berani membubarkan MUI, maka akan berhadapan dengan umat Islam di seluruh Tanah Air. Sebagai yang pernah memegang amanah sebagai Ketua Umum MUI dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI, saya siap turun lapangan," kata Din Syamsuddin, Senin (22/11).(RMOL)