GELORA.CO - Eks politikus sayap kanan Belanda yang sudah menjadi mualaf, Joram van Klaveren memberi penegasan jika akun Twitter Albrecht Kesselring, @AlbrechtKesser1 bukan dirinya. Akun Albrecht yang memajang foto Joram, selama ini kerap memuji Presiden Joko Widodo (Jokowi), khususnya terkait Sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Albrecht juga di sisi lain, kerap mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, dan mempertanyakan sirkuit Formula E di Jakarta. Albrecht setiap membuat status menggunakan bahasa Inggris. Hanya saja, sirkel pertemanannya dengan akun warga Indonesia semua, yaitu @FerdinandHaean3, @ChusnulCh__, dan lain-lain yang selama ini dikenal sebagai pendukung Jokowi dan pengkritik Anies.
Joram yang dulu dikenal anti-Islam pun menyebut, jika banyak akun palsu yang mengatasnamakan dirinya maupun memajang fotonya. "Itu bukan saya. Terima kasih sudah menginformasikan ke saya tentang akun palsu ini. Wassalam," ucap Joram lewat akun Twitter, @JoramvKlaveren dikutip Republika di Jakarta, Senin (15/11).
Dua kali Joram menanggapi akun @AlbrechtKesser1 yang memajang foto dirinya. Yang kedua, Joram membalas pertanyaan pemilik akun @Anaswtr yang me-mention-nya tentang foto hoax Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjalan bersama Presiden Jokowi, dan digabung dengan foto Gubernur Anies sedang duduk di belakang.
"Salaam, terima kasih atas pesannya. Saya mengajukan keluhan. Semoga @Twitter mengambil tindakan," ucap Joram yang tidak terima akun palsu memakai fotonya untuk tujuan jahat.
Ketika tangkapan layar keluhan Joram itu di-mention ke akun @AlbrechtKesser1, kini foto profilnya berubah menjadi Gereja Blenduk di Kota Semarang, Jawa Tengah. Setelah ketahuan menggunakan foto orang lain, akun @AlbrechtKesser1, akhirnya terakhir membuat cicitan pada 12 November 2021, setelah dikomplain Joram.
Adapun Albert Kesselring yang namanya mirip dengan akun itu adalah mantan pimpinan Angkatan Udara Jerman pada masa Perang Dunia II. Sebagai anak buah Adolf Hitler, nasib Kesselring memburuk setelah Jerman kalah. Akhirnya, ia dihukum mati pada 6 Mei 1947 atas keterlibatan pembantaian orang Italia pada perang dunia II. (rep)