GELORA.CO -Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat masih menunggu hasil otopsi jenazah WN Nigeria bernama Kingsley Chukwuebuka (35) yang meninggal dunia di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jakarta, pada Selasa (9/11).
Pasalnya, banyak kabar beredar bahwa Kingsley meninggal diduga akibat pemukulan yang dilakukan oleh petugas Rudensi.
Bila terbukti ada bekas penganiayaan atau pemukulan di tubuh Kingsley, maka petugas dari kepolisian bakal memeriksa pihak rumah detensi dan WN lainnya.
"Iya iya, sudah di bawa ke RSCM nanti kita tunggu kalau memang ada bekas pemukulan atau kekerasan baru kami periksa," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Joko Dwi Harsono saat dikonfirmasi, Sabtu (13/11).
Saat ditanya soal keributan, Joko Dwi tidak menampik akan adanya keributan yang terjadi di rumah detensi.
Namun, keributan dapat segera diredam karena adanya petugas dari polisi yang datang dan menenagkan suasana.
"Kalau memang ada keributan memang ada keributan, makanya kita ke sana," kata Joko Dwi.
Diberitakan sebelumnua, Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Arya Pradhana Anggakara memastikan Kingsley meninggal lantaran penyakit hipertensi yang dideritanya.
"Petugas menemukan deteni atas nama
Kingsley Chukwuebuka sudah terlihat lemas dan tampak kelelahan, lalu dibawa ke rumah sakit terdekat,” ungkap Angga dalam keterangan tertulia yang diterima redaksi, Kamis (11/11).
Kingsley langsung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres yang berada di depan Rudenim Jakarta.
Namun, sesampainya di Rumah Sakit, dokter jaga di IGD menyatakan bahwa Kingsley telah meninggal dunia dalam perjalanan.
Kekinian, jenazah Kingsley telah dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk diotopsi.
Hadir dalan peristiwa tersebut, istri dari Kingsley yang bernama Fera Retnowati memberikan keterangan bahwa Kingsley mempunyai riwayat hipertensi dan jantung sejak tahun 2018. (RMOL)