Peretas Baby Elephant Asal India Serang Departemen Pertahanan China dan Pakistan

Peretas Baby Elephant Asal India Serang Departemen Pertahanan China dan Pakistan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Lembaga pemerintah dan departemen pertahanan di China dan Pakistan jadi sasaran serangan siber dari tim peretas aktif yang anggotanya berbasis di Delhi. Antiy Labs, salah satu perusahaan keamanan siber terkenal di China menyatakan hal itu dalam laporan terbaru.

Laporan tersebut melakukan analisis komprehensif dari serangan siber yang diluncurkan oleh organisasi bernama You Xiang (baby elephant dalam bahasa Inggris) di Asia Selatan, yang mengungkapkan target, teknologi dan peralatannya, serta menjabarkan penyerang yang mengenakan 'pakaian tak terlihat' dan bersembunyi di balik layar.

Wakil kepala insinyur perusahaan, Li Bosong, mengatakan kepada media China Global Times pada Jumat (19/11) bahwa mereka pertama kali mendeteksi aktivitas 'baby elephant' itu pada 2017, ketika sejumlah serangan siber berskala besar yang ditargetkan pada departemen pemerintah, militer dan pertahanan negara-negara Asia Selatan ditemukan.

Berdasarkan analisa, ditemukan bahwa kelompok tersebut diduga berasal dari India, dan tidak sama dengan kelompok hacker asal India lainnya yang bernama 'white elephant'.

Organisasi tersebut memiliki seperangkat sumber daya dan alat serangan yang relatif independen.

"Itu mungkin tim penyerang yang baru dibentuk dengan kemampuan teknis yang belum matang. Itulah mengapa kami menamakan organisasi ancaman baru yang canggih ini 'baby elephant'," kata Li.

"Sejak 2017, jumlah serangan 'baby elephant' meningkat dua kali lipat setiap tahun, dan metode serangan serta sumber daya secara bertahap menjadi lebih kaya, dan target mulai mencakup lebih banyak wilayah di Asia Selatan," ujarnya.

"Pada tahun 2021, kelompok itu mulai menyerang lembaga-lembaga China untuk pencurian intelijen," kata Li lagi.

Serangan yang terdeteksi oleh Antiy Labs termasuk menyiapkan situs web phishing, menyerang ponsel dengan aplikasi Android berbahaya, dan Trojan yang ditulis dalam bahasa seperti Python untuk mencuri berbagai dokumen, kata sandi cache browser, dan informasi lingkungan sistem host lainnya dari komputer.

Li mengingatkan bahwa negara-negara korban yang diserang oleh 'baby elephant' biasanya lemah secara ekonomi, dalam kemampuan pemeliharaan digital dan keamanan siber.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita