GELORA.CO -Penentuan jadwal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diingatkan untuk tidak menyesuaikan hari baik para kandidat yang akan bertarung.
Begituy desak Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam saat berbincang dengan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (28/11).
Menurutnya, di Indonesia masih banyak yang percaya hal mistis yang demikian. Seperti menggunakan weton lahir hingga tanggal tertentu yang membawa simpati publik.
"Jadwal pemilu jangan sampai masih di konsultasikan kepada dukun, atau disesuaikan dengan weton serta hari baik para kandidat yang akan bertarung pada kontestasi 2024 mendatang," ujarnya
Saiful mengatakan, belum jelasnya jadwal Pemilu yang menjadi teka-teki tersendiri. Apalagi, adanya asumsi liar tentang penentuan hari yang masih disesuaikan menurut hari dan tanggal berdasarkan keberuntungannya berpihak kepada salah satu calon.
"Karena kita tahu apalagi dalam konteks masyarakat Jawa, ada juga yang masih mempercayai yang demikian, bahkan dijadikan rujukan dalam pengambilan hal-hal penting yang berpengaruh besar terhadap hidup dan kehidupannya, apalagi ini kan momentumnya politik, tidak sedikit yang menghubungkan antara politik, hari baik maupun hal-hal yang berhubungan dengan kelenik," jelas Saiful.
Saiful pun tak menampik penentuan Pemilu dan Pilpres merupakan bagian dinamika tarik menarik berbagai kepentingan, termasuk kontestan, kandidat, parpol dan bukan tidak mungkin pula dengan adanya pemodal.
"Saya kira hal penentuan tanggal pemilu harus segera dilakukan, agar tidak menimbulkan anggapan liar publik kapan jadwal tersebut akan dilaksanakan, terlebih lagi waktunya yang saya kira semakin mendekat dan tidak lama lagi akan ditentukan penyelenggara pemilu yang akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya," pungkas Saiful.(RMOL)