GELORA.CO -Pemerintah Ethiopia mengumumkan keadaan darurat, seiring dengan memburuknya situasi keamanan di wilayah Tigray.
Keadaan darurat diumumkan selama enam bulan pada Selasa (2/11), seperti dimuat RT. Langkah itu dilakukan setelah pasukan yang setia kepada Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) merebut beberapa kota selama beberapa hari terakhir dan menyatakan niat untuk maju ke ibukota Addis Ababa.
"Negara kita menghadapi bahaya besar terhadap eksistensi, kedaulatan, dan persatuannya. Dan kami tidak dapat menghilangkan bahaya ini melalui sistem dan prosedur penegakan hukum yang biasa," kata Menteri Kehakiman Gedion Timothewos.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan tentara Ethiopia menyerah, dengan banyak unit perangkat keras militer ditangkap atau dihancurkan oleh pemberontak.
Selama akhir pekan, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mendesak warga untuk mengangkat senjata dan membantu pasukan pemerintah.
Menjelang pengumuman keadaan darurat, pihak berwenang Ethiopia juga mendesak warga untuk mendaftarkan senjata apa pun yang mereka miliki dan bersiap untuk mempertahankan wilayah mereka.
Krisis yang semakin dalam mendorong kedutaan AS di Ethiopia untuk mendesak setiap orang Amerika yang saat ini berada di negara itu untuk berkemas dan pergi, sambil melarang personelnya sendiri meninggalkan ibukota.
“Personil Kedutaan Besar AS saat ini dilarang bepergian ke luar batas kota Addis Ababa. Kami sangat menyarankan agar warga AS secara serius mempertimbangkan kembali perjalanan ke Ethiopia dan mereka yang saat ini berada di Ethiopia mempertimbangkan untuk membuat persiapan untuk meninggalkan negara itu,” jelas misi tersebut.
Sebelumnya pada hari itu, AS juga mengumumkan rencana untuk menghapus Ethiopia dari daftar manfaat perdagangannya, yang memberikan akses bebas bea ke pasar Amerika. (RMOL)