GELORA.CO -Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta membentuk tim siber untuk melawan buzzer yang menyerang ulama dan Gubernur DKI Anies Baswedan.
PDIP DKI menilai hal ini akan membuat warga Jakarta semakin terpolarisasi.
"Saya rasa tidak bijak membuat Jakarta semakin terpolarisasi seperti ini," kata Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Ima Mahdiah saat dihubungi, Jumat (19/11/2021).
Ima menilai MUI DKI tidak perlu 'meng-endorse' Anies. Terlebih bila program atau hasil kerja Anies menyentuh persoalan di masyarakat.
"Jika memang program dan hasil kerja Pak Anies benar-benar menyentuh persoalan di masyarakat, maka tidak perlu sampai habis-habisan meng-endorse Anies seperti itu," kata Ima.
Ima menilai hal ini merupakan tindakan yang tidak elok. Sebab menurutnya MUI mendapatkan dana hibah dari pajak masyarakat, namun justru tak memberikan timbal balik kepada masyarakat.
"Tidak elok rasanya mengingat setiap tahun MUI mendapatkan gelontoran miliaran dana hibah dari uang pajak masyarakat DKI, namun timbal baliknya bukan kepada masyarakat lagi," ujar Ima.
Ima juga menyinggung fatwa MUI yang mengharamkan kegiatan buzzer. Poin fatwa yang dimaksud Ima yaitu terkait memproduksi dan/atau menyebarkan konten/informasi yang bertujuan membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar, membangun opini agar seolah-olah berhasil dan sukses, dan tujuan menyembunyikan kebenaran serta menipu khalayak hukumnya haram.
"Dan ini bertentangan dengan fatwa yang dikeluarkan sendiri oleh MUI terkait buzzer," kata Ima.
Dia mengatakan yang saat ini diperlukan yaitu MUI yang menjembatani warga untuk bersatu. Menurutnya, MUI seharusnya tak terlibat dalam politik praktis Anies.
"Apa pun itu, Cyber Army hanya akan semakin membuat warga Jakarta terpolarisasi. Yang dibutuhkan saat ini adalah MUI sebagai induk dari semua organisasi Islam menjadi jembatan atau wadah seluruh warga untuk bersatu padu. Bukan malah terlibat dalam politik praktis Bapak Gubernur," imbuhnya.
Sebelumnya diketahui MUI DKI membentuk tim siber. Hal itu guna melawan buzzer yang menyerang ulama.
Hal itu disampaikan dalam rapat koordinasi bersama Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) se-DKI Jakarta di Hotel Bintang Wisata Mandiri, Senin (11/10). Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar dalam arahannya bersyukur dengan adanya kegiatan ini karena banyak ilmu yang didapatkan dalam bidang teknologi informasi di era digitalisasi saat ini.
"Saya berharap di era penuh tantangan saat ini, MUI DKI tidak kalah untuk menguasai teknologi karena bidang infokom ini adalah otak MUI DKI dalam bidang informasi," kata Munahar, dalam keterangan tertulis, Jumat (19/11/2021).
Munahar berharap infokom ini miliki orang ahli atau cyber army untuk melawan orang-orang yang menghantam Umat Islam karena tugas utama MUI adalah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.
Munahar berharap infokom MUI DKI bisa amar ma'ruf nahi mungkar untuk melawan para buzzer yang telah meresahkan umat Islam. Sebab, pasalnya mereka dinilai telah menghantam Ulama dan mendiskreditkan umat Islam.
"MUI tidak usah takut untuk katakan yang haq itu haq. Saya punya prinsip kalau berkaitan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah tidak ada tawar-menawar bagi saya," tegas Munahar.
"Tidak bermain di atas mimbar, tapi melalui berita dan informasi yang disebarluaskan melalui kanal resmi MUI DKI seperti media sosial karena perputarannya cepat. MUI DKI juga perlu setiap hari membuat konten-konten dan setiap kegiatan MUI selalu dibuat beritanya," lanjut Munahar.
Tidak hanya buzzer yang melawan ulama, Munahar juga berharap infokom dan MUI DKI bisa membela dan membantu Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Dia mengatakan jika para buzzer mencari kesalahan Anies, maka infokom mengangkat keberhasilan Anies, baik tingkat nasional maupun internasional.
"Beliau ini termasuk 21 orang pahlawan dunia. Berita-berita saya minta MUI DKI yang mengangkatnya karena kita mitra kerja dari Pemprov DKI Jakarta," kata Munahar.(detik)