Moeldoko: Jika Januari Ada Ledakan Covid-19, Nanti Ada Perubahan Strategi

Moeldoko: Jika Januari Ada Ledakan Covid-19, Nanti Ada Perubahan Strategi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Upaya kewaspadaan tengah dilakukan pemerintah pusat jelang libur akhir natal dan tahun baru (nataru) mengantisipasi peningkatan Covid-19. Hal ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, saat media gathering di Kota Malang, pada Jumat (12/11/2021).

Apalagi dikatakan Moeldoko, masyarakat mulai abai menerapkan protokol kesehatan (prokes) di beberapa kasus. “Ada mungkin masyarakat mulai abai protokol kesehatan,” kata Moeldoko.

Pihaknya mengungkapkan, bila pemerintah tengah berupaya menjadikan libur natal dan tahun baru percontohan, agar penanganan Covid-19 bisa tertangani dan dapat dikendalikan.

“Karena memang kita waspadai pada Natal dan Tahun Baru. Natal dan Tahun Baru ini sebagai uji coba," kata Moeldoko.

Pria berusia 64 tahun ini menerangkan, langkah strategis telah disiapkan pemerintah pusat bila terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pasca libur natal dan tahun baru. Namu, dirinya berharap agar hal itu tidak terjadi, caranya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh masyarakat.

"Nanti kalau kira-kira Januari minggu kedua minggu ketiga terjadi ledakan mungkin akan dilakukan perubahan-perubahan strategi," katanya.

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak merespon secara berlebihan momen libur akhir tahun ini, karena hingga saat ini pandemi penyakit akibat penyebaran virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China itu belum selesai.

Pemerintah telah mengambil langkah menghapus cuti bersama pada 24 Desember 2021. Keputusan itu sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri Nomor 712 Tahun 2021, Nomor 1 Tahun 2021 dan Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021.

"Tetap kita betul-betul khawatir terkait Natal dan Tahun Baru ini, jangan sampai terlalu berlebihan. Jika euforia berlebih, dan (kasus) tinggi lagi akan repot. Jadi lebih pada upaya untuk mengerem," katanya.

Dengan kondisi tersebut, Moeldoko menambahkan pemerintah juga tetap menerapkan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan di destinasi wisata yang ada di Indonesia. Pembatasan jumlah wisatawan itu, bertujuan agar tidak terjadi kerumunan.

Pembatasan jumlah kunjungan wisatawan pada tiap destinasi wisata tersebut disesuaikan dengan tiap-tiap level pada penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Berdasarkan catatan, hingga saat ini di Indonesia tercatat secara keseluruhan ada sebanyak 4.249.758 kasus konfirmasi positi COVID-19. Dari total tersebut, sebanayk 4.096.664 orang dilaporkan sembuh, dan 143.608 orang meninggal dunia.

Sementara untuk capaian vaksinasi, secara nasional ada 208.265.720 sasaran vaksinasi di Indonesia. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 128.147.345 warga yang telah mendapatkan suntikan dosis pertama, dan 81.711.099 warga untuk dosis kedua. [okz]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita