Mobil Nekat Terobos Sungai Cigadung Cianjur, Ternyata Untuk Bawa Hasil Bumi

Mobil Nekat Terobos Sungai Cigadung Cianjur, Ternyata Untuk Bawa Hasil Bumi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sebuah  mobil terobos Sungai Cigadung di di Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur yang belakangan viral ternyata mengangkut hasil bumi.

Video viral itu baru-baru ini diunggah akun Instagram @kabarnegri memperlihatkan truk berwarna dominan kuning nekat melintas dengan melawan derasnya arus sungai Cigadung.

Perjuangan para penjual hasil bumi di wilayah selatan Cianjur masih memprihatinkan. Mobil bermuatan hasil bumi harus terjun menyeberang ke sungai.

Jika sedang tak deras masih bisa dilewati, namun jika arus sungai deras maka hasil bumi tertahan tak terjual.

Tak ada jembatan permanen yang bisa dilewati oleh kendaraan roda empat yang menghubungkan dua desa yakni Sukamulya dan Wanasari yang masuk wilayah Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur.

Dua desa ini dipisahkan oleh Sungai Cigadung. Saat ini jembatan yang ada hanya untuk kendaraan roda dua saja.

Kepala Desa Wanasari Upid Saripudin mengatakan jarak antara Desa Sukamulya dan Desa Wanasari sejauh lima kilometer.

"Jalur jalan ini masuk jalan kabupaten dan ini merupakan akses jalan satu satunya bagi warga kami dan Sukamulya," kata Upid saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (14/11/2021).

Upid mengatakan, menyebut warga yang ingin menjual hasil bumi tak punya pilihan selain harus terjun dan mobilnya menyeberangi sungai.

Menurut kepala desa, jembatan yang diperuntukkan bagi warga dan roda dua ada dibangunnya oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Cianjur.

"Pihak pemerintah Desa Wanasari bukan tidak mampu untuk membangun jembatan yang bisa dilewati oleh kendaraan roda empat dengan mengunakan anggaran Dana Desa (DD). Namun yang jadi hambatan karena terbentur dengan aturan sebab kalau jembatan tidak bisa mengunakan aggaran Dana Desa (DD)," katanya.

Ia mengatakan, panjang jembatan Sungai Cigadung mencapai 25 meter. Namun hingga saat ini belum ada korban luka maupun jiwa saat melintasi sungai itu.

"Kalau warga yang menggunakan motor biasa menggunakan jembatan, selebar 2 meter. Sedangkan bila sungai tengah meluap truk atau mobil terpaksa menunggu hingga surut," katanya.

Ia juga merasa prihatin melihat warganya menyeberangi sungai untuk menjual hasil bumi

"Kami atas nama warga Desa Wanasari berharap mudah-mudahan melalui pemerintah daerah, provinsi, atau pusat bisa segera membangun jembatan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat," katanya.

Sementara itu, Tutang (40), Seorang warga Desa Sukamulya, mengatakan setiap menjual hasil bumi ia harus turun bersama mobilnya menyeberangi sungai.

"Yah tidak ada lagi jalan alternatif yang paling dekat satu-satunya lewat Sungai Cigadung, sebab kalau muter ke arah Cidaun lebih jauh belum lagi jalannya rusak parah dan berlumpur, ada jalan alternatif lainya lewat gunung sumbul tetapi sama juga jalannya hancur berlumpur dan bebatuan," katanya.

Tutang menceritakan, ia sedikit mengubur rasa takutnya saat membawa mobil menyeberangi sungai.

"Allhamdulilah walau harus menantang maut dengan melewati derasnya air Sungai Cigadung kami dan warga lainnya belum pernah mengalami kejadian yang membahayakan diri kami," pungkasnya.

Ia berharap pemerintah bisa segera membangun jembatan permanen di Sungai Cigadung agar bisa dilalui kendaraan roda empat.[suara]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita